Liquid Church adalah Gereja yang bersedia menghadapi perbedaan, tantangan dengan cinta dan kegembiraan - Pdt. Hadi Hadiwitanto, Ph.D.
Sebelumnya, saya ingin mengucapkan selamat untuk platform Youtube Ignite GKI yang telah mencapai 100.000 subscribers. Semoga kalian semakin bersemangat untuk menginspirasi sesama dengan video-video yang sudah dan akan muncul berikutnya. Dan Silver Button yang diraih nanti semoga tidak membuat tinggi hati.
Terenyuh hati saya ketika melihat dua buah video di platform Youtube Ignite GKI yang menampilkan sobat-sobat dari Komisi Tunarungu Bandung yang menyanyikan lagu dari Kidung Jemaat dan Pelengkap Kidung Jemaat. Rasanya jerih lelah shooting hampir seharian tidaklah sia-sia. Hal ini masih ditambah dengan reaksi positif dari penonton, yang menambah senang hati ini pastinya.
Satu hari di bulan September 2019, saya dimintai tolong oleh salah satu perwakilan dari tim Ignite GKI untuk meminjamkan tripod untuk keperluan shooting video penampilan dari Komunitas Tunarungu Bandung di GKI Pasirkoja Bandung.
Maka, pada hari minggu sepulang gereja, saya menyempatkan diri untuk meminjamkan tripod sekaligus melihat, mengikuti dan membantu sedikit proses shooting. Saya merasa takjub melihat teman-teman tunarungu, di tengah keterbatasan mereka, masih dengan semangat, mereka mempraktikkan gerakan bahasa isyarat. Walaupun dengan tantangan, menyamakan gerakan bahasa isyarat dengan melodi lagu tidak bisa sekali jadi. Perlu beberapa kali mengulang, dan yang membuat saya takjub adalah mereka tidak lelah bahkan mereka saling mengajari masing-masing gerakan bahasa isyarat hingga kompak dan seirama dengan lagu.
Saya pun mendadak jadi malu karena kita yang notabenenya sempurna saja, kalau melayani Tuhan terkadang bahkan sering kali tidak sungguh-sungguh. Tetapi saya mendapatkan pelajaran bahwa Tuhan tidak pernah memandang kita "sempurna" atau tidak. Ia mengasihi kita sebagaimana adanya, dan kita semua berharga di mata-Nya.
Saya juga senang, karena saya mendapatkan pengalaman dan juga beberapa relasi baru.
Kurang lebih pengalaman berharga itu yang saya bawakan sebagai kesaksian di ibadah awal tahun 1 Januari 2020 lalu di gereja lokal saya, Gereja Rehoboth Jemaat Bandung.
Saya cukup senang dan bangga menjadi bagian dari Ignite GKI. Ignite GKI telah menjadi wadah bagi anak-anak muda dalam berkarya. Bukan hanya bagi pemuda GKI, tetapi juga bagi pemuda yang non-GKI.
Artikel yang saya tulis ini akan menjadi artikel ke-11 saya di situs Ignite GKI. Bukan hanya menekankan kuantitas artikel yang saya tulis, tetapi juga tidak lupa untuk "reaching out". Seperti mengajak jemaat gereja saya untuk juga menulis di platform Ignite GKI. Contohnya (yang berhasil) seperti artikel ini.
Tidak hanya di bidang tulis-menulis, tetapi juga di bidang musik gereja. Dalam ibadah, gereja saya sempat membawakan salah satu lagu yang Ignite GKI aransemen ulang. Sebagai kameramen saat itu, saya merasa sesi pujian dan penyembahan lebih "dalam" saat dinaikkan. Saya pun sempat merinding (tanpa mengistimewakan lagu itu, yang sebelumnya berasal dari Ignite GKI). Bisa dilihat di link Instagram ini.
Setelah itu, saya pun menjadi sukarelawan di acara Ignite Conference 2020 yang diadakan di Bandung. Banyak teman-teman pemuda yang mampu menjadi inspirasi bagi sesamanya melalui topik-topik yang dibagikan. Ignite Conference juga membuka sudut pandang yang lebih lagi mengenai compassion alias belas kasih. Saya juga berkesempatan untuk bertemu muka dengan beberapa kontributor di Ignite GKI yang selama ini hanya dapat "bertemu" via whatsapp di grup Kontributor Ignite GKI.
Yang terakhir, saya juga senang dapat terlibat di dalam proyek e-book yang diluncurkan oleh Ignite GKI saat pandemi Covid-19 belakangan ini yaitu "Happiness From Home". Bahan kelas kerohanian yang gereja saya miliki "Core" saya tuangkan di dalam salah satu artikel yang teman saya dan saya tulis. Beberapa artikel saya di situs Ignite GKI pun ada beberapa yang diambil dari bahan "Core". Satu hal yang mengejutkan dan menggembirakan hati saya adaalah, pada suatu minggu pagi saya dihubungi oleh Gembala Sidang bahwa ia membeli e-book "Happiness From Home" ini.
Jadi, apa intinya? Bagi saya, masing-masing gereja memiliki pengajaran teologi, liturgi, struktur, kebiasaan, jemaat yang berbeda-beda, tetapi tetap memuliakan satu Tuhan, yakni Tuhan Yesus Kristus.
Saya juga tidak lupa mengutip pernyataan dari Pdt. Hadi Hadiwitanto, Ph.D. :
Liquid Church adalah gereja yang bersedia menghadapi perbedaan, tantangan dengan cinta dan kegembiraan.
Akhir kata, saya ucapkan selamat untuk Ignite GKI karena telah menjadi "jembatan" juga alat-Nya untuk mewujudkan Liquid sekaligus Solid Church !
Untuk menjadi bagian dari gerakan generasi
muda Kristen Indonesia. Kirimkan karyamu ke: