Hari ini Luna berulang tahun, ulang tahun kesekian yang tidak perlu disebutkan berapa angkanya. Sedari pagi, handphone Luna berbunyi tanpa henti. Teman-teman mengirimkannya ucapan selamat, serta berbagai doa yang dikemas dalam kalimat-kalimat yang menarik serta gambar lucu yang tidak biasa.

Sosial medianya menampilkan hal yang sama. Notifikasi ucapan selamat, hingga Instastories teman-temannya menampilkan foto dirinya yang diedit dan ditambahkan ucapan selamat, yang kemudian di-repostnya satu-satu pada Instagram stories-nya, menunjukkan bagaimana ia begitu dikasihi teman-temannya.

"Selamat ulang tahun sayang... "

"Sehat dan sukses teruss... "

"Terus jadi berkat yaa.. "

***

"Fuh.. " 

Luna meniup lilin yang ada di hadapannya dalam hening, ditemani dengan riuhnya ucapan di sosial media dan pesan masuk untuknya. Tanpa suara. Sepotong kue dan sebatang lilin kembali dikirimkan oleh ayahnya yang berada di luar kota, yang kembali mengingkari janji untuk datang pada ulang tahun putrinya seperti tahun-tahun sebelumnya.

"Ring... " handphone-nya berbunyi, sang ayah melakukan panggilan video. Berharap kehadirannya melalui teknologi mampu menemani anaknya. Luna menyeka matanya yang basah, mencoba mengubur dalam-dalam rasa sepinya. Ia lalu mengambil Fermipan dan baking soda dan memakannya.

"Hai, Sayang. Selamat ulang tahun... " ujar ayahnya dari balik telepon genggamnya..

Senyum Luna mengembang dengan indahnya. Ya, perpaduan Fermipan dan baking soda dengan takaran yang pas tidak hanya bagus untuk mengembangkan kue, namun juga senyumnya. Luna hanya berdoa semoga campuran Fermipan dan baking soda tersebut tidak masuk ke dalam rasa kecewanya.

Agar tidak terus mengembang...dan membesar...