Menjalani hidup di masa yang serba modern seperti saat ini tidaklah mudah. Banyak tantangan yang sering membuat hati kita menciut untuk memandang masa depan. Walaupun sudah menyerahkan setiap pergumulan dan kebutuhan-kebutuhan hidup—termasuk cita-cita—di setiap doa kita, tetaplah bukan hal yang mudah untuk bisa berserah penuh kepada Tuhan. Sebagai manusia, hati kecil kita merasa sangat tidak nyaman bilamana belum ada kejelasan dan atau solusi atas segala pergumulan hidup kita. Namun, siapalah diri kita? Kita tidak memiliki daya untuk mendikte agenda-NYA, sehingga tidak berlebihan juga jika ada suatu wejangan dalam bahasa Inggris berikut ini:

“We do the best, because GOD also does the best.”

Ya, memang apa yang ada di depan mata kita dulu saja yang dapat kita bereskan dulu dengan mengerahkan segala upaya yang terbaik dari dalam diri kita, toh Alkitab juga berkata, "Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari" (Matius 6:34). Jadi, janganlah berusaha hidup dalam dunia yang penuh pengandanian, karena selain akan membuat diri kita lelah jiwa, kita juga akan mudah merasa kecewa. Terlebih lagi, di dalam masa pandemi seperti ini yang makin membuat segalanya makin sulit untuk diprediksi—baik dalam menyusun rencana jangka menengah dan atau pun jangka panjang. Bisa melewati sehari demi sehari saja dalam kondisi sehat dan bugar, itu sudah mujizat, dan perlu disyukuri.

Logika seolah-olah berbisik bahwa akan sulit sekali untuk bisa mencapai target, apalagi berangan-angan untuk bisa menembus melebihi batas target, sementara Perasaan merayu dengan lembutnya supaya mencoba terlebih dulu, "Toh tidak ada salahnya, nothing to loose saja." Kemudian, di kedalaman sanubari, Iman menyampaikan pesan, “Ingatlah! Engkau punya ALLAH yang HIDUP! Why do you be afraid about your life?" Di dalam Injil Lukas, setidaknya ada dua kali Yesus  menegaskan hal yang sama:

“Bukankah burung pipit dijual lima ekor dua duit? Sungguhpun demikian tidak seekor pun dari padanya yang dilupakan Allah, bahkan rambut kepalamu pun terhitung semuanya. Karena itu jangan takut, karena kamu lebih berharga daripada banyak burung pipit.” - Lukas 12:7

“Perhatikanlah bunga bakung, yang tidak memintal dan tidak menenun, namun Aku berkata kepadamu “ Salomo dalam segala kemegahannya pun tidak berpakaian seindah salah satu dari bunga itu.” - Lukas 12:27

Sebagai penutup, ada baiknya kita mengingat bahwa frase “Jangan takut!” tertulis sebanyak 365 kali di Alkitab, seolah-olah ingin menunjukkan ada penyertaan Tuhan bagi kita dalam menjalani dengan berani, gagah, dan tetap percaya kepada-Nya yang akan senantiasa memberkati sekaligus menjadi penopang didalam setiap fase kehidupan kita.

Selamat merayakan kehidupan. 

Selamat menyongsong kelahiran-NYA.
TUHAN memberkati kita semua.
 “SELAMAT NATAL”