The Narcist God

Going Deeper, God's Words, 25 November 2019
Please! Look at Me! I am your God! Yes! You have to know this!

"Kesempurnaan adalah milik Dia yang empunya kita." Wait, tunggu dulu, yakin? Kalau aku tidak salah baca nih, Daud, raja terbesar Israel pernah lho jatuh ke lubang dosa. Kalau aku nggak salah tangkap, Paulus, penginjil besar itu juga pernah lho jadi pelaku utama genosida pengikut Kristus di zamannya. Kalau aku nggak salah tangkap, Petrus, yang katanya Bapak Gereja, juga pernah dengan cemennya pura-pura lupa sama Yesus.

Kalau yang sempurna adalah Dia, kenapa karya-Nya nggak sempurna? Pernah nggak sih menanyakan dan mempertanyakan itu? Dari Sekolah Minggu kita selalu dicekokin bahwa Tuhan itu baik, Ia luar biasa, karya-Nya nggak pernah gagal, tapi buktinya mana? Oke, mari lupakan soal mereka yang di tertulis di Alkitab. Kalau Tuhan itu sempurna, kenapa Hitler dengan mudah menghancurkan ras Yahudi di Jerman saat itu? Kalau Tuhan yang berencana, kenapa harus terjadi tsunami besar yang menyapu bersih Aceh 2004 silam? Kalau Tuhan itu baik, kenapa Dia yang katanya "menciptakan manusia"  membiarkan aksi teroris di Bali terjadi pada awal 2000an?

Coba renungkan, apakah Tuhan itu salah? Apakah Dia mengerjakan sesuatu tanpa berpikir sebab akibatnya? Coba pikirkan, apakah Tuhan separah itu? Apakah Dia membuat manusia, sekaligus dengan jutaan kejahatannya?

Photo by Inga Gezalian on Unsplash

Aku pernah berpikir Tuhan tuh sebenernya mikir nggak sih saat Dia nyiptain Adam pertama kali, Dia sadar nggak kalau ini orang akan jadi sumber masalah untuk dunia. Mikir nggak ya Tuhan? Apakah Tuhan itu "sebodoh" itu? Mungkin bagi kalian yang hanya berpikir biner, 'Benar dan Salah', akan langsung menghakimi aku sebagai pencela Tuhan dan penghina Tuhan! Pikiran itu ada dalamku beberapa bulan yang lalu. Atau mungkin sampai sekarang.

Percayalah pertanyaan itu nggak salah. Aku serius ngomong gini. Buat kalian yang masih berpikir "Tuhan pasti kasih sesuatu yang terbaik", cobalah berhenti dan berpikir sejenak. Maaf, tetapi berhentilah untuk menggampangkan dan menyederhanakan kebaikan Tuhan itu. Bagi banyak orang, Tuhan nggak sebaik yang ada di Alkitab. Mereka sering menyebut diri dengan kaum "Realistis aja, Tuhan emang nggak baik seratus persen!", pasti akan langsung ngomong, "Wah kamu bener banget!"

Beberapa hari ini, secara pribadi aku sedang merenungkan satu frasa yang terkenal, profidentia Dei. Semua itu di bawah aturan-Nya. Semua di bawah “penyelenggaraan Dia”. Frasa yang aku sepakati, tapi gara-gara menyepakatinya, aku kembali bertanya, tidakkah ada jalan lain untuk Dia menggenapkan rencana-Nya tanpa menjatuhkan banyak pihak? Belum cukupkah Dia membuat air bah pada zaman Nuh untuk menghancurkan manusia saat itu, lalu dia munculkan lagi air bah versi lebih kecil bernama tsunami itu? Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas, aku mau share sesuatu yang aku dapatkan dari perenunganku saat berdiam di rumah sakit, sekitar 2 tahun silam.

Photo by Vince Fleming on Unsplash

Ada seorang pemuda ganteng. Menurut orang di sekitarnya, dia termasuk pria yang digilai banyak gadis. Namun, sebuah kecelakaan terjadi. Sontak dia lumpuh total. Seluruh anggota geraknya "mati". Apakah dia salah? Nggak. Dia taat aturan, tapi mobil lain dengan pengemudinya yang mabuk (katanya) menabrak mobilnya yang sedang berhenti karena lampu merah. Kira-kira apa ya yang ada di pikiran Tuhan saat Dia membiarkan orang ini kecelakaan sampe segitunya?

Ternyata ada empat  hal yang aku soroti dari siapa Tuhan sebenarnya dari kasus-kasus di atas:

1. Tuhan kadang membuat sesuatu itu terjadi, karena Dia mau lebih banyak manusia melihat siapa Dia. Tuhan yang narsistik? Anggaplah demikian! Tuhan ingin semua lampu sorot, menyorot kepada-Nya. Karena apa? Karena (mungkin) Dia berhak menerimanya. Jadi, jangan coba-coba mengambil panggung-Nya. Karena siapa kita dibanding sama Dia? (Bacalah buku "It's Not About Me", karangan Max Lucado untuk lebih jelasnya).

2. Tuhan tuh kadang membuat semuanya seakan terlambat supaya kita lihat sudut pandang Dia. Dia pengen jadi yang utama lagi. Maksudnya apa? Mungkin kita sudah terlalu sering menetapkan waktu kita di atas waktu Tuhan, atau pengertian kita di atas pengertian Tuhan. Sadarkah kita bahwa Tuhan tuh maunya, kita lihat apa mau Dia dulu, baru kita lakukan mau kita. Kenapa? Curiga saya, mungkin Dia mau ngomong gini "Aku penciptamu, biarkan Aku tunjukkin jalan untukmu!"

3. Tuhan kadang membuat kita jatuh, agar Dia bisa nunjukkin kekuatan-Nya Dia. Sampe poin ini ada yang berpikir "Narsis bener Tuhan kita ini!"? Kalo ada, kamu normal, karena saya pun juga berpikir demikian. Dia mau kita lihat siapa Dia yang sebenar-benarnya. Dia mau kita kenal Dia itu nggak cuma dari kata orang doang! Makannya kadang Dia nyiapin "suprise" supaya kita selalu ingat siapa Dia. Mungkin pada poin ini, saya juga menyadari, kenapa Tuhan kita itu narsis ya?

4. Terakhir, bayangkan kita lagi dalam tahap penjajakan dengan calon jodoh kita. Apakah kita kenal doi dengan baik? Nah, Tuhan mau kita tuh kenal Dia sebaik yang kita bisa, sebaik yang kita mampu lakukan. Bukan mengenal-Nya luar dalam, bukan! Cuma lakukan semampu kita. Kenapa? Lagi-lagi karena Dia narsis dan ingin kita mengenalNya.

Tuhan itu memang narsis. Dia mau kita at least dengan kemampuan di bawah standard, bisa mempunyai pengenalan akan Dia. Tuhan nggak minta kamu kenal Dia 100 persen, cukup dengan semampu kita saja, dan rasakan, "Ooo ternyata Tuhan itu…" silahkan isi dengan keterkejutan kalian sendiri.

Selamat "ber-Oooo ternyata Tuhan itu…" dengan Dia yang narsisnya luar biasa itu.





LATEST POST

 

Hari ini, 10 November, adalah Hari Pahlawan. Sebagai orang Kristen kita juga diajak untuk meneruskan...
by Christo Antusias Davarto Siahaan | 10 Nov 2024

Akhir Oktober biasanya identik dengan satu event, yaitu Halloween. Namun, tidak bagi saya. Bagi saya...
by Immanuel Elson | 31 Oct 2024

Cerita Cinta Kasih Tuhan (CCKT) Part 2 Beberapa bulan yang lalu, saya mengikuti talkshow&n...
by Kartika Setyanie | 28 Oct 2024

Want to Submit an Article

Untuk menjadi bagian dari gerakan generasi
muda Kristen Indonesia. Kirimkan karyamu ke:

[email protected]

READ OTHER