Kita tetap berteman, ya?
Kepadamu yang saat ini sedang bimbang,
rasanya tidak mudah ya, untuk mengakhiri sebuah kisah yang telah dirajut bersama.
Tapi jika sedari awal kamu sudah menyadari ketidakcocokan yang tidak bisa dihilangkan,
apakah kamu masih mau tetap bertahan hanya demi sebuah “loyalitas”?
Kepadamu yang saat ini sedang meratap karena sebuah perpisahan,
it’s okay to be not okay for a while.
Karena dalam ratapmu, mungkin justru di situlah Tuhan sedang menantimu dengan senyuman lembut, lalu berbisik, “Kemarilah, anak-Ku. Aku ada bersamamu.”
Puaskanlah kesedihanmu, Teman; penuhilah hatimu dengan kasih Tuhan yang “tidak terukur panjang, lebar, tinggi, dan dalamnya itu”.
Nanti, kalau kamu sudah pulih, siapkanlah dirimu untuk membuka lembaran baru bersama yang terkasih, dengan Tuhan sebagai teman seperjalanan kalian.
Dan kepada kalian yang telah menjadi telinga dan hati yang penuh empati, terima kasih;
karena melalui kalian, aku merasakan betapa hangatnya pelukan Tuhan untukku dalam masa sulit ini.
Terakhir, untuk “dia” yang pernah merajut kisah bersamaku,
terima kasih karena telah bersedia menemaniku selama ini.
Meskipun kadang-kadang aku masih ingin tahu bagaimana keadaanmu,
tapi aku percaya bahwa tangan Tuhan tidak pernah melepaskanmu.
Kita tetap berteman, ya?
Untuk menjadi bagian dari gerakan generasi
muda Kristen Indonesia. Kirimkan karyamu ke: