Mengundurkan Diri Berjamaah

Best Regards, Fiction, 30 May 2019
Wajah kusut setelah melerai perjalanan ibu kota yang sejahat ibu tiri tampak pada wajah setiap orang, tak terkecuali dengan Lisa yang sudah merasa seperti ikan pepes di commuter line. Namun, matanya berbinar ketika memasuki sebuah kafe dan memandang berkeliling mencari sekelompok orang. Mereka adalah teman-teman seperjuangannya sewaktu di kampus dulu, Timo, Nilam, Ryan, dan Ancel. Ah, ketemu.

Mereka saling bercengkrama tentang hidup masing-masing setelah satu tahun tak bertemu. Padahal, sebelumnya hampir setiap hari mereka bertemu dan nongkrong di salah satu pojokan kampus.

Eh, gue pengen resign deh,” ujar Timo salah satu empat komplotan support system ketika mengerjakan skripsi.

Kenapa lo? Bukannya itu passion lo banget? Gue lihat lo happy deh. Posting-posting mulu di story hari ini lagi interview siapa di resto keren,” tanya Nilam.

Iya sih, tapi bos gue nyebelin banget. Hari libur, gue juga mesti masuk kerja. Passion sih passion, tapi kan gue juga butuh waktu buat pacaran. Karena Yayasan Kristen, semuanya dibuat atas nama pelayanan. Pelayanan ya mesti profesional juga lah. Gue ngerasa segala sesuatunya mesti toleransi sana-sini sampai akhirnya jadi intoleransi. Udah gitu kalo bos minta ide dari gue, selalu dimentahin. Ya, nggak usah minta ngide dong, Bambang. Sama jarak sih yang jadi pertimbangan. Rumah di Kranggan, kantor di BSD. Jauh, capek, gaji habis di ongkos,” curhat Timo.

Nilam, mulai angkat bicara tentang dunia pekerjaannya. “Kalo gue, nggak suka-suka banget sih sama kerjaan gue, workloadnya tinggi, mesti dress up yang cucok meong tiap ke kantor, tapi gajinya gede sih. Bisa bantuin orang tua yang udah pensiun.” Nilam yang bekerja di perusahaan swasta besar memang berpenampilan seperti mbak-mbak kantoran umumnya, celana bahan atau rok dengan blouse, lipstick merah, alis terukir dengan simetris, dan blush on merah muda sebagai ilusi wajah yang tersipu malu.

Lah, tapi lo kan juga demen make up dan dress up? Sampe mau ngalahin Suhay Salim tuh. Lo butuh liburan aja kali?,” timpal Lisa.

Ya, iya kali ya. Lo gimana? Berencana untuk resign juga,” tanya Nilam.

pixbay.com

Kalo ditanya pengen sih, tapi belum siap. Belum dapat kerjaan baru gue. Di sini gajinya kecil dan gue nggak bisa berkembang. Lagian udah setahun juga gue di sini. Kalo ditanya passion ya ini salah satu yang gue suka bikin tulisan, tapi sometimes gue ngerasa tulisan gue sampah banget lah. Industri banget. Gue kayak nggak bisa jadi diri gue sendiri. Beberapa tulisan, gue ngerasa puas banget. Kadang gue jadi eneg sendiri kalo mau nulis di luar pekerjaan,” ujar Lisa.

Ancel nih. Nggak ada kata resign. Doi freelance. Lo gimana sama kerjaan freelance lo?” Tanya Ryan.

Nggak ada resign sih, cuman kan bulanan gue nggak tetap aja. Kadang ada proyek, kadang sepi banget. Tinggal disiasatin aja, nego harga,  buat portofolio sebanyak-banyaknya supaya orang hire gue. Kadang gue iri lah sama kalian yang jadi sekrup-sekrup perusahaan. Paling nggak, tiap bulan ada pemasukkan yang jelas. Di satu sisi gue bersyukur karena bisa atur waktu gue sendiri, di rumah belum mandi, masih bau ketek juga bisa kerja. Gue punya banyak waktu luang untuk ngobrol sama bokap* gue. Banyak quality time sama keluarga. Kadang sih males juga dapat proyekan, client banyak mau, nggak sesuai dengan karakter gue banget, tapi duitnya gede,” cerita Ancel panjang lebar sebagai seorang freelancer.

Nah, lo gimana Ryan? Pasti lo passionate banget kan sama kerjaan lo? Kayaknya lo fasih banget nih kalo ditanyain soal ranah pekerjaan lo. Atau mau jadi geng resign juga nih kayak gue, Nilam, dan Timo?” Tanya Lisa.

Gue sih belum ada niat untuk cabut ya. Kalo ditanya gue suka atau enggak sama kerjaan, biasa aja sih. Buat gue, love what you do first. Awalnya nggak ngerti-ngerti banget, lama-lama jadi ngerti terus semangat ngerjainnya. Di sini juga banyak hal yang bisa gue pelajarin. Semoga sih berfaedah di fase hidup selanjutnya. Gue juga lagi nabung. Gue korbanin dulu deh ini “panggilan” atau bukan karena gue butuh duitnya untuk bisa bikin taman bacaan dan ruang diskusi untuk anak-anak rusun. Supaya mereka bisa belajar soal keberagaman dan hak-hak mereka,” celoteh Ryan.

Ketika semua bercerita tentang perjuangan di dalam pekerjaan yang tidak selalu mulus, mereka masih saling menertawakan hidup masing-masing. Seperti biasa sebelum kembali pulang dan menikmati akhir pekan, mereka berswafoto untuk mengabadikan momen di hari itu.

pixbay.com

Lisa kembali pulang ke apartemennya. Akhir-akhir ini masalah pekerjaan menjadi beban pikirannya. Apakah harus keluar atau tidak? Apakah ini sesuai dengan panggilan-Nya seperti yang digaungkan oleh khotbah-khotbah persekutuan atau tidak? Namun, ia tersadar bahwa ia iri karena membandingkan dengan teman-temannya yang mendapat status terpandang dari pekerjaannya.

Ryan menatap langit-langit kamarnya sambil berpikir apakah yang ia kerjakan sudah tepat? Jika passion adalah persoalan pengorbanan, seberapa besar dan seberapa jauh ia ingin berkorban untuk anak-anak rusun? Akhir-akhir ini, ia merasa lelah dan sia-sia karena anak-anak dilarang ke taman bacaannya ketika mereka mengetahui Ryan seorang Kristen.

Ancel kembali membuka laptop untuk melanjutkan proyek pekerjannya, namun ia terdiam merenungi pertemuan malam itu. Hidup dalam ketidakpastian memang bukan pilihan yang menyenangkan. Namun, ia tahu apa yang ia kerjakan dan perjuangkan untuk memiliki waktu lebih bersama ayah sebelum ia melupakannya karena penyakit demensia.

Nilam memantapkan diri untuk mundur dari tempat kerja dalam perjalanan pulang, malam itu. Sebelumnya ia sudah menerima beberapa panggilan untuk menjadi make up artist dan menulis beberapa review tentang produk make up.

Timo memutuskan untuk berdoa untuk meminta pengampunan dan mengampuni rekan-rekan kerja yang menyakiti hatinya. Malam itu ia memutuskan untuk mencari pekerjaan lain, mengembangkan dirinya, dan move on melupakan segala yang terjadi di kantor yang bernafaskan kekristenenan. Ia yakin bahwa semua perkerjaan adalah pelayanan, baik bersama orang Kristen atau bukan.

 

RELATED TOPIC

LATEST POST

 

Apa yang ada di benak Anda ketika sedang berulang tahun? Bahagia di hari yang indah?Sukacita ka...
by Kartika Setyanie | 01 Oct 2024

Di tengah hiruk pikuk kehidupan modern, menjaga kesehatan mental menjadi tantangan tersendiri, teru...
by Admin | 27 Sep 2024

Dear Ignite People, Salam dalam kasih karunia Bapa dan Putra dalam persekutuan dengan Roh Kudus...
by Sobat Anonim | 27 Sep 2024

Want to Submit an Article

Untuk menjadi bagian dari gerakan generasi
muda Kristen Indonesia. Kirimkan karyamu ke:

[email protected]

READ OTHER