Memang GKISummerCamp tahun ini bukan bertema “This Is Me”, tetapi kata ini menjadi buah pemikiran dari agenda tersebut. So... let's dive in with me!

Masa remaja adalah masa peralihan yang penuh naik-turun dalam perkembangan hidup seseorang untuk mencari jati diri siapa mereka sebenarnya. Proses yang juga tidak mudah bagi setiap orang. Dimana kita terkadang harus berpura pura agar kita bisa diterima oleh orang disekitar kita. Hal ini membuat kita sulit untuk menemukan siapa kita didalam Tuhan. Padahal, proses pencarian jati diri ini sangat penting agar kita bisa merasa utuh tanpa terpengaruh oleh cara pandang dunia.

Dengan diangkatnya tema "TRUE COLORS" ini, diharapkan kita sebagai remaja dapat mengenali dan mengasihi diri, menemukan jati diri kita sebagai kepunyaan Kristus, menyadari bahwa kita tidak perlu berpura pura dihadapan Allah dan mengalami perjumpaan dengan Allah dalam setiap proses pencarian jati diri kita.

Setelah hampir tiga tahun vakum, GKISummerCamp akhirnya diadakan kembali dengan tema “TRUE COLORS”. Dilaksanakan pada 27 Juni-1 Juli 2023 lalu di Griya Sejahtera, Ngablak, Jawa Tengah. Gimana, sii, Summer Camp tahun ini? Yok, kita lihat!

Hari pertama peserta datang, mereka akan disambut dengan serangkaian "prosesi" welcoming. Ada registrasi, pembagian kelompok kerja dan yang menarik camp tour. Nah kelompok kerja ini yang membuat Summer Camp itu bukan hanya sekedar camp tapi hidup. Kenapa? Karena dengan adanya kelompok kerja ini, kita hidup seperti jemaat mula-mula yang saling melayani satu sama lainnya sesuai dengan kemampuan yang kita miliki. Setelah itu ada makan siang dan persiapan opening ceremony. Saat opening ceremony ada satu hal yang baru lagi, yang mungkin juga tidak ada di tempat yang lain yaitu peserta dikenalkan dengan flashmob. Setelah opening ceremony, kita sudah berkumpul dengan kelompok kerja dan mulai bekerja di sore hari.

Sesi pertama dihari itu dibawakan oleh Ko Christian Edbert dengan judul “Truth, Belief, Behavior”. Selama sesi, kami belajar mengenai “Truth” yang merupakan suatu kebenaran, itu akan menjadi belief ketika kebenaran itu ada dengan sebuah presepsi dimana kita mau mempercayai kebenaran itu. Sebagai contoh ketika kita dalam kondisi mengantuk, kita memiliki belief bahwa ketika kita meminum kopi maka kantuk yang kita miliki akan hilang. Kemudian, “behavior” yang dimiliki seseorang itu sangat dipengaruhi oleh belief-nya. Sesi ditutup dengan sharing mengenai belief yang kita miliki terhadap diri sendiri dan gambaran Tuhan menurut kita masing masing.

Hari pertama ditutup dengan doa malam oleh tim Night Prayer. Namun, bukan GKISummerCamp namanya kalau tidak berbeda dengan camp yang lain (maksudnya setelah doa malam langsung tidur). Jadi, setelah doa malam ada teman teman Community Night yang siap menemani teman teman sebelum lights out. Apa sii itu Community Night? Nah, simpan dulu penasarannya, dan nantikan GKISummerCamp selanjutnya.   

Matahari yang cerah diiringi panggilan dari Tim Keeper meramaikan pagi di Griya Sejahtera saat itu.

Hari kedua GKISummerCamp dimulai dengan Morning Glory dari Tim Energizer dan doa pagi dari Tim Morning Prayer yang dilanjutkan sarapan pagi. Setelah sarapan, untuk tim kerja pagi mulai bekerja dan tim kerja sore mengikuti sesi yang kedua. Disesi yang kedua kita bersama mewarnai botol, namun bukan hanya sekedar bagaimana seharusnya yang paling bagus. Kita bersama diajak mengenali warna yang Tuhan berikan kepada kita dan memancarkan warna tersebut kepada sekitar kita. Kita diajak untuk menuangkan makna dari warna tersebut ke botol yang telah diberikan. Sesi ditutup dengan sharing bersama mengenai lukisan di botol yang sudah kita buat.

Siang harinya, ada beberapa workshop yang bisa diikuti, yaitu Church Gaslighting, Meeting God in Our Daily Life, Peer Counseling 1o1, Can I Please Everyone, How to Handle Heartbreak dan How to Swipe Right. Untuk Ignite People yang kemarin ikut SC, kalian ikut workshop yang mana, nih?

Sore harinya, kami bergantian bekerja; untuk tim kerja sore mulai bekerja dan tim kerja pagi mengikuti sesi. Hari ditutup dengan doa malam, Community Night, dan Lights Out.

Pada hari yang ketiga, terdapat sesi kontemplasi dan doa atau Alone with GOD, dimana peserta akan mengambil waktu sendiri untuk berbicara dengan Tuhan melalui doa yang dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok yang pertama akan berdoa menggunakan labirin, sedangkan kelompok yang kedua akan melakukan station prayer disekitar Griya Sejahtera. Di hari ketiga ini juga terdapat workshop yang bisa diikuti oleh para peserta diantaranya mengenai Public Speaking, Fotografi & Videografi, Journaling, Content Creating dan Musik Gereja.

Sesi di hari ketiga dibawakan oleh Kak Titin dengan tema “Unconditional Love”. Dari sesi tersebut, kami diajak mengingat perjalanan hidup kita dan menilik kasih Allah yang tak bersyarat kepada kita. Hari itu ditutup dengan doa Taize bersama.

Hari keempat, hari yang paling berbeda dengan hari yang lainnya. Kenapa? Karena hari ini kita akan berangkat ke desa untuk Celebration of Love. Kita bersama belajar menunjukan cinta kasih kita kepada sesama kita melalui kegiatan bazar murah, pembagian sembako, games bersama anak anak dan live music. Hari ditutup dengan makan malam terakhir bersama peserta-panitia dan Community Night.

Tidak terasa sudah hari kelima, alias hari terakhir camp. Hari ini kita punya banyak sekali waktu untuk sharing bersama dengan tim diskusi kita, saling menguatkan dan menyemangati sebelum kita kembali ke gereja kita masing masing. Sampai jumpa di GKISummerCamp berikutnya, ya!