Tuhan adalah Gembalaku

Going Deeper, God's Words, 12 February 2021
Penyertaan Allah menjadi bukti kehadiran Allah dalam kehidupan umat-Nya dari dahulu, sekarang, dan sampai selamanya.

Mazmur 23:1

TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku (TB).


Ada Sebagian orang yang terus menerus melakukan pencarian dalam dunia ini

Pencarian akan rasa aman, rasa damai, rasa tenang, romantisme, dan sebagainya

Siapa sih yang tidak ingin merasakannya di sepanjang hidup kita?

Siapapun pasti mendambakannya, bukan?


Sayangnya..

Pencarian ini dilakukan kepada hal-hal yang sifatnya sementara dan dapat hilang sewaktu-waktu.

Ada sebagian orang yang berusaha mencari rasa aman, rasa tenang, rasa bahagia kepada apa yang ditawarkan dunia ini.


Ada sebagian orang pula yang berusaha untuk ‘melarikan diri’ dari realita hidup karena merasa sudah tidak kuat menanggung maupun menghadapi pergumulan hidup yang rasanya tak kunjung selesai ini.

Rasanya memang tidak mudah, tapi bukan berarti kita tidak bisa menghadapi realita hidup ini.

Kita mungkin bertanya-tanya bagaimana caranya supaya kita bisa mengalami akan ketenangan yang sejati itu.


Mari kita menyimak Mazmur 23 ini.




Mazmur 23 memiliki gambaran yang indah tentang relasi Allah dengan umat-Nya. Relasi ini digambarkan dengan gembala dan kawanan domba-dombanya. Tidak mengherankan kalau Daud menuliskan gambaran yang indah seperti ini. Mengapa? Karena Daud memang pernah menjadi seorang gembala, sehingga Daud pasti sangat memahami dengan baik tugas seorang gembala terhadap domba-dombanya. Seorang gembala pastinya sangat mengenal dengan baik kawanan dombanya, seperti kelebihan maupun kekurangannya.


Ketika ada domba yang tersesat, seorang gembala akan kembali menuntun dombanya, untuk kembali ke jalan yang benar. Ketika ada domba yang mengalami kesulitan, maka gembala akan memberikan tuntunan, pertolongan, maupun perlindungan kepada dombanya. Ketika ada domba yang tidak disiplin, maka seorang gembala akan mendisiplinkan dombanya. Semua ini dilakukan oleh seorang gembala sebagai bukti kasihnya kepada kawanan dombanya. Inilah yang digambarkan oleh Daud dalam perikop ini yakni suatu relasi yang indah dan dalam antara Allah dengan umat-Nya.


Kalau kita menyimak perjalanan iman Daud, maka kita akan menemukan bahwa tidak selamanya perjalanan iman selalu berjalan mulus. Ada waktu di mana Daud pernah mengalami masa-masa yang sukar maupun kelam, tapi apa yang dilakukan oleh Daud? Daud sama sekali tidak lari. Daud tetap mencari Allah, bahkan Daud mampu merasakan penyertaan Allah dalam situasi apapun. Bagi Daud, Allah adalah Gembala yang Agung dalam kehidupannya. Inilah yang meneguhkan iman Daud dalam perjalanan imannya.


Bagi Daud, penyertaan Allah ini sudah jauh lebih dari cukup, sehingga tidak mengherankan kalau Daud mampu menuliskan suatu gambaran yang indah seperti yang kita baca dalam Mazmur 23. Penyertaan Allah menjadi bukti kehadiran Allah dalam kehidupan umat-Nya dari dahulu, sekarang, dan sampai selamanya. Marilah kita belajar untuk menjadikan Allah sebagai Gembala Agung yang mampu memberikan rasa aman, tenang, tuntunan, maupun perlindungan yang sejati dalam hidup kita.



LATEST POST

 

Film siksa kubur resmi tayang pada 11 April 2024, dan sebagai penikmat karya Joko Anwar, kami langsu...
by Ari Setiawan | 16 Apr 2024

Takut tambah dewasaTakut aku kecewaTakut tak seindah yang kukiraIgnite People, penggalan lirik lagu...
by Emmanuela Angela | 10 Apr 2024

GetsemaniDomba putih di penghabisan jagal Merah kirmizi di kandungan sengsara atas cawan yang kesumb...
by David Ryantama Sitorus | 10 Apr 2024

Want to Submit an Article

Untuk menjadi bagian dari gerakan generasi
muda Kristen Indonesia. Kirimkan karyamu ke:

[email protected]

READ OTHER