Yesus itu Bukan Hanya Jawaban, melainkan Juga Tanda Tanya

Best Regards, Live Through This, 06 July 2023
“The resurrection of Christ from the dead calls everything into question – every ideology and political movement and even religion itself.” – “Kebangkitan Kristus dari kematian mempertanyakan segalanya – semua ideologi dan gerakan politik bahkan agama itu sendiri.”

Kita sering mengatakan, menyanyikan bahwa Yesus adalah jawaban. Banyak khotbah dan lagu-lagu Rohani yang nyatakan begitu. Benar, tetapi Yesus juga adalah tanda tanya. Mengapa? Jawaban singkatnya ialah apa yang diajarkan dan dilakukan Yesus di kehidupan-Nya sering membuat banyak orang gempar, kaget, bertanya-tanya, bingung, bahkan emosi. Plus, Yesus lebih sering tanya balik, daripada menjawab langsung. Nah, kok bisa begitu? 

Pertama, kita lihat salah satu contohnya, Markus 10:17-27, ketika ada seseorang kaya yang sudah taat mengikuti taurat, dan dia dengan yakin bertanya, apa yang perlu untuk dia menerima hidup kekal. Singkatnya, Yesus menjawab bahwa dia juga harus menyerahkan hartanya, tetapi dia tidak bisa. Lalu, Yesus menyimpulkan bahwa orang kaya sulit dapat hidup kekal. Respons para murid ialah bingung terhadap penjelasan Yesus. 

Di sini, kita melihat bahwa para murid terindikasi sudah menyamakan kekayaan sebagai tanda orang yang mengikuti Allah karena mereka kaget usai Yesus menyimpulkan orang kaya sulit masuk kerjaan Allah, sehingga kesimpulan Yesus membuat mereka memikirkan ulang hal yang sudah dipercayai mereka padahal diskriminatif. Lalu, Yesus membawa mereka ke kemungkinan baru agar mereka lebih semakin melihat Allah, seperti ungkapan Yesus, “Bagi Allah tidak ada yang mustahil.”  


Image on Wikipedia


Di sini, kita bisa melihat bahwa Yesus menjadi tanda tanya – para murid memikirkan ulang apa yang mereka yakini sebagai kebenaran, dan Yesus membawa mereka ke kemungkinan baru. Yesus sebagai tanda tanya, membuat orang berpikir ulang dan dibawa ke kemungkinan baru. Hal yang dipikirkan ulang bisa mengenai praktik, pemahaman tentang Allah, siapa Yesus, apa yang Allah kehendaki dan sebagainya. Kita bisa melihat banyak contohnya di Injil, bahkan Yesus seringkali memutar pertanyaan karena pertanyaan seseorang juga memiliki asumsi yang ga tepat (Contoh: Lukas 10:25-37) 

Kedua, kita lihat agak besar sedikit. Di Injil Yohanes, misalnya, dunia digambarkan sudah dikuasai oleh penguasa jahat yang biasa juga dinarasikan sebagai Iblis (12:31), sehingga dunia penuh kejahatan. Yesus datang sebagai terang yang menyingkapkan kegelapan dunia yang dikuasai oleh penguasa tersebut (9:30). Lalu, Yesus melalui hidup, kematian dan kebangkitan-Nya menjatuhkan penguasa tersebut, sehingga dunia secara perlahan menuju ke bagaimana seharusnya dunia diperintah Allah, dunia yang diisi kasih, keadilan, damai dan hidup Allah. 

Di sini, kita lihat Yesus adalah tanda tanya bagi dunia dan manusia di dalamnya yang merasa hatinya, pemerintahannya, relasi masyarakatnya, strukturnya sudah mapan ataupun punya dasar kemanusiaan atau kebaikan. Padahal, dikuasai penguasa jahat. Apa yang diajarkan, dan dihidupi Yesus menjadi tanda tanya besar yang membuat penguasa jahat tersebut dijatuhkan, yang membawa dunia kepada tahap untuk hidup sesuai kehidupan Allah.


Image on Peakpx


Lalu, bagaimana dengan kita? Tentu, tanda tanya-Nya tetap dibawa kepada kita karena kita yakin bahwa Dia hadir dengan kita melalui Roh-Nya dan kesaksian tentang-Nya di Kitab Suci. Pertanyaannya, apakah kita mau buka telinga untuk tanda tanya-Nya? Ketika apa yang kita anggap praktik paling pas bagi Tuhan, konsep-konsep kebiasaan-kebiasaan, sistem-sistem, budaya-budaya kita – diberikan tanda tanya-Nya. 

Dari sini, kita kembali diingatkan bahwa sebagai orang-orang yang mengikut Yesus, kita dipanggil pula untuk menghidupi yang Yesus ajarkan dan hidupi. Oleh karena itu, jika seseorang menghidupinya, tentu itu menjadi tanda tanya bagi dunia. Jika masyarakat menganggap bahwa orang itu dinilai semata dari siapa keluarganya, uangnya atau dilihat sebagai alat untuk meraup duit, maka pengikut Yesus menghidupi kasih Yesus yang melihat orang lain sebagai gambar Allah.

Akhir kata, mari perhatikan ungkapan Keith L. Johnson ini:

“The resurrection of Christ from the dead calls everything into question – every ideology and political movement and even religion itself.” (Kebangkitan Kristus dari kematian mempertanyakan segalanya – semua ideologi dan gerakan politik bahkan agama itu sendiri.)

 By the way, tulisan ini terinspirasi dari salah seorang rekanku, Bung Christan Reksa

 Sumber
1. N. T. Wright, Broken Signpost
2. Keith L. Johnson, Essentials of Karl Barth

LATEST POST

 

Hari ini, 10 November, adalah Hari Pahlawan. Sebagai orang Kristen kita juga diajak untuk meneruskan...
by Christo Antusias Davarto Siahaan | 10 Nov 2024

Akhir Oktober biasanya identik dengan satu event, yaitu Halloween. Namun, tidak bagi saya. Bagi saya...
by Immanuel Elson | 31 Oct 2024

Cerita Cinta Kasih Tuhan (CCKT) Part 2 Beberapa bulan yang lalu, saya mengikuti talkshow&n...
by Kartika Setyanie | 28 Oct 2024

Want to Submit an Article

Untuk menjadi bagian dari gerakan generasi
muda Kristen Indonesia. Kirimkan karyamu ke:

[email protected]

READ OTHER