This Is Us 1: What a Crisis

Best Regards, Live Through This, 30 May 2023
Take the sourest lemon that life has to offer and turn it into something resembling lemonade.

[Spoiler alert: This Is Us]

Bagaimana rasanya tumbuh besar dengan 2 saudara kembar yang berbeda ayah dan ibu? Begitulah kira-kira garis besar serial TV “This Is Us.” Serial ini menceritakan dinamika keluarga Pearson yang memiliki 2 anak kembar (Kevin dan Kate) dan 1 anak adopsi (Randall) yang seumuran sehingga mereka seperti kembar 3. Dengan alur cerita yang melompat-lompat antara potongan kisah dari masa kini dan masa lalu, setiap episode menceritakan suatu memori atau pengalaman yang membentuk diri anak-anak ini atau tradisi dalam keluarga mereka. Pengemasan yang menarik dengan pengalaman yang dekat dengan kehidupan nyata menjadikan serial ini mengena dan terasa dekat di hati penonton.


Secara pribadi, serial ini cukup berkesan bagi saya hingga saya akan mengangkatnya menjadi artikel berseri sesuai jumlah musim serial ini. Enam artikel yang saya tulis akan membahas tema besar dalam season tersebut. Selain belajar mengenai kehidupan, serial ini memberikan gambaran yang baik tentang bagaimana sebuah keluarga yang relatif harmonis ternyata tetap memiliki sisi disfungsi juga. Pergumulan yang dekat dengan diri saya secara pribadi membuat serial ini mengena di hati saya sehingga saya bisa merefleksikan apa yang saya pelajari melalui kuliah maupun pengalaman dalam keluarga saya sendiri.


Season 1 diawali dengan berbagai macam krisis yang dialami oleh kelima anggota keluarga Pearson. Memulai cerita dengan ulang tahun ke-36 Big Three (re: sebutan untuk Kevin-Kate-Randall bersaudara), setiap anak keluarga Pearson ternyata sedang mengalami sebuah krisis dalam hidupnya. Kevin mempertanyakan karirnya, Kate bergumul dengan berat badannya, sementara Randall dilema untuk menemui ayah biologisnya yang baru saja ditemukan oleh private investigator yang dia sewa. Kembali ke masa lalu, hari kelahiran Big Three juga ternyata bukanlah hari yang mudah. Rebecca berjuang dalam proses kelahiran karena posisi bayi yang bermasalah. Sayangnya, mereka kehilangan bayi yang ketiga. Jack dan Rebecca berduka, tetapi mereka akhirnya memutuskan untuk mengadopsi Randall yang dibawa oleh seorang pemadam kebakaran. Bayi Randall ditinggalkan di kantor pemadam kebakaran oleh orang tuanya lalu dibawa ke rumah sakit tersebut. 


Image by People


Dalam episode-episode berikutnya, kita akan bisa melihat bagaimana krisis tiap karakter semakin kompleks dan melibatkan berbagai macam emosi. Namun, ide-ide yang muncul sepanjang season 1 secara garis besar adalah mempertanyakan tentang hidup dan cara menjalaninya. Apakah saya cukup bisa melewati semua ini? Apakah saya puas dengan kehidupan saya? Apakah saya bisa melakukan hal ini? Apakah saya cukup percaya diri menghadapi hidup?


Mungkin sebagian dari kita juga pernah memiliki pertanyaan-pertanyaan semacam itu. Pada satu titik dalam kehidupan kita, mungkin kita akan menjumpai situasi di mana kita akhirnya mempertanyakan makna hidup dan bagaimana kita menjalani hidup ini. Tidak hanya kehidupan pribadi kita, kita juga mungkin merenungkan di mana tempat kita di dalam dunia ini, di tengah lingkaran komunitas yang bermacam-macam. Keluarga bisa jadi salah satunya.


Kita mungkin akan terheran mengetahui betapa besarnya pengaruh keluarga pada diri kita. Bisa jadi ada peristiwa tertentu yang sangat berpengaruh bagi kita. Kevin, Kate, dan Randall ternyata sama-sama mengalami unprocessed grief dari kematian ayahnya hampir 20 tahun sebelumnya. Dampaknya berbeda bagi mereka masing-masing, tetapi semuanya mengalami hal yang sama. Selain karena memang pribadi mereka berbeda, ini juga karena dalam keluarga tiap anggota melihat satu peristiwa dan meresponsnya secara berbeda. Jika kita refleksikan, apakah kita juga pernah mengalami suatu hal dalam keluarga yang sangat berpengaruh bagi diri kita?


Image by Wake Counceling


Umumnya, dalam situasi sulit, kita cenderung teringat pada keluarga. Kita mungkin teringat suara ibu yang lembut dan menenangkan, atau nasihat ayah yang bijak, atau pertolongan dari kakak-adik kita. Kita juga mungkin teringat bagaimana perasaan yang tidak menyenangkan ini mengingatkan kita akan suatu situasi tidak menyenangkan dalam keluarga. Sadar atau tidak sadar, mau tidak mau, diri kita sangat dipengaruhi dan dibentuk oleh keluarga. 


Kita akan coba melihat Kevin, si sulung. Sebagaimana anak sulung biasanya, secara tidak langsung dituntut untuk melindungi adik-adiknya. Dalam suatu situasi, ibunya bahkan berkata, “He is your little brother, you have to be there for one another.” Kevin terbentuk menjadi seorang yang mencari penerimaan dan penghargaan dari orang lain sebagaimana ia mengharapkan untuk mendapatkan dari orang tuanya. Ketika beranjak remaja, relasinya dengan ayahnya juga kurang baik dan ia seringkali merasa ayah-ibunya lebih memperhatikan Randall. Inilah yang menghancurkan hatinya ketika ayahnya meninggal. Ia merasa belum memperbaiki hubungan dengannya dan sudah mengecewakan ayahnya. Ia menghindari kesedihan yang disebabkan oleh kematian ayahnya karena rasa bersalah ini. “Why do you push all of that away? You can’t just kill the feelings like they’re some creature you’re afraid of.” Inilah perkataan dari salah satu lawan main teaternya melihat Kevin yang kurang bisa memberikan ekspresi yang tepat saat adegan sedih.


Memang benar, emosi karena suatu peristiwa mengguncang dalam keluarga dapat memengaruhi dan membentuk kita. Emosi ini jika tidak kita proses dengan tepat dapat mengarahkan diri kita kepada tindakan yang kurang tepat atau arah hidup yang membingungkan. Kita bahkan bisa mempertanyakan siapa diri kita dan mengapa kita menjalani hidup seperti ini. Memang tidak selalu dampaknya besar bagi diri kita, tetapi dampak yang subtle justru yang seringkali tidak kita perhatikan. Dampak ini seperti snowball effect; dari kesalahan kecil, semakin besar dan besar hingga akhirnya betul-betul kita rasakan secara nyata. Inilah yang sebetulnya dialami oleh Kevin yang tidak ia sadari sebelumnya.


Ignite People, krisis pribadi kita dapat menjadi petunjuk tentang apa yang sebetulnya sedang kita jalani dan bagaimana masa lalu membentuk kita. Hal-hal yang kecil ternyata dapat menjadi petunjuk kepada pengaruh yang lebih besar dari apa yang kita alami. Kadang, apa yang kita rasakan saat ini menjadi petunjuk akan hal-hal yang belum kita bereskan dari masa lalu, seperti duka atau relasi yang kurang baik dengan orang tua. Ini dapat menjadi jalan untuk mengenali diri kita dan proses seperti apa yang membentuk kita. Kita dapat memperhatikan hal-hal apa dalam keluarga yang berdampak terhadap diri kita saat ini, dan bagaimana kita memprosesnya.


Image by Acrolinx


Diri kita tentu dibentuk oleh pengalaman baik dan buruk, tetapi semuanya itu tetaplah bagian dari diri kita. Disfungsi dalam keluarga juga adalah hal yang membentuk diri kita. Dokter kandungan yang membantu persalinan Rebecca menghibur Jack dengan perkataan, “Take the sourest lemon that life has to offer and turn it into something resembling lemonade.” Hal yang paling pahit, asam, dan menyakitkan dalam hidup kita dapat kita ubah menjadi sesuatu yang menyegarkan, bermanfaat, dan bermakna bagi kita. Hanya menyadari hal-hal tersebut tidaklah cukup; kita harus memproses dan meresponsnya dengan tepat agar menjadi bermakna bagi kita.

LATEST POST

 

Hari ini, 10 November, adalah Hari Pahlawan. Sebagai orang Kristen kita juga diajak untuk meneruskan...
by Christo Antusias Davarto Siahaan | 10 Nov 2024

Akhir Oktober biasanya identik dengan satu event, yaitu Halloween. Namun, tidak bagi saya. Bagi saya...
by Immanuel Elson | 31 Oct 2024

Cerita Cinta Kasih Tuhan (CCKT) Part 2 Beberapa bulan yang lalu, saya mengikuti talkshow&n...
by Kartika Setyanie | 28 Oct 2024

Want to Submit an Article

Untuk menjadi bagian dari gerakan generasi
muda Kristen Indonesia. Kirimkan karyamu ke:

[email protected]

READ OTHER