“Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah.” – Pramoedya Ananta Toer
Seorang rekan yang bekerja di bidang kreatif pernah berkata bahwa proses kreatif selalu dimulai dari hal kecil bernama menulis. Ada juga teman di kantor menulis pada kertas kecil yang berada di samping monitornya satu ayat Alkitab yang selalu diliriknya ketika dirinya mulai jengah dengan rutinitas dan ingin mengeluh. Jika saja para rasul tidak menulis kitab-kitab yang ada di Alkitab, maka mungkin Alkitab tidak akan pernah ada, dan segala kebesaran Tuhan yang tercatat disana hanya tidak akan pernah dibaca dan menjadi kesaksian bagi banyak orang. Menulis mampu membawa banyak dampak positif, mulai dari merawat ingatan, hingga menjadi terapi bagi mereka yang mengalami trauma-trauma tertentu.
Beberapa bulan lalu, saya mendengarkan podcast yang bercerita tentang seorang yang menulis surat untuk dirinya sendiri dimasa depan, membuat saya tergelitik dan bertanya pada diri sendiri, apa yang mungkin akan saya tuliskan untuk diri saya sendiri, baik itu di masa lalu maupun di masa depan? Ucapan terima kasihkah? Atau hanya keluhan dan guilty feeling berkepanjangan pada diri sendiri maupun orang lain? Lalu, apa dampak yang bisa dibawa oleh surat tersebut kepada diri saya sendiri—baik itu dimasa depan ataupun di masa lalu?
Nah, Ignite people, menjelang akhir tahun 2021 ini, sudahkah kita memikirkan terobosan-terobosan ataupun resolusi yang ingin kita lakukan untuk tahun depan? Lalu, apa yang akan Ignite people sampaikan pada diri sendiri di masa depan untuk mewujudkan resolusi tersebut? Yuk, sampaikan sharing kalian. Jangan lupa juga untuk terus membagikan penyertaan Tuhan yang begitu nyata dalam hidup kita. Rasanya sayang, ya, kalau pembelajaran kita hanya menjadi simpanan yang berdebu dan tidak menjadi kesaksian nyata bagi orang lain. J
Kami tunggu tulisanmu, ya!
Selamat berefleksi!
Untuk menjadi bagian dari gerakan generasi
muda Kristen Indonesia. Kirimkan karyamu ke: