Di Tengah Permasalahan, Justru Mengenal Allah

Best Regards, Live Through This, 24 July 2020
"Jikalau kamu sedang menderita, tetapi kamu tidak menemukan Allah, maka sia-sialah penderitaanmu."

Dalam sebuah mata kuliah, salah satu dosen saya mengatakan bahwa “Jikalau kamu sedang menderita, tetapi kamu tidak menemukan Allah, maka sia-sialah penderitaanmu”. Setelah mendengar perkataan itu, aku akhirnya berhenti sejenak dan berpikir kembali mengenai makna penderitaan. Sebenarnya mengapa aku mengalami penderitaan ini?

Jawaban ini akhirnya kutemukan jelas dalam kitab Mazmur. Kitab yang dulu kuanggap hanya sebatas puisi yang tak bermakna, tetapi akhirnya kupahami sebagai kitab yang menceritakan pemahaman manusia kepada Penciptanya – baik itu dalam ratapan atau pujian.

Pengalaman Daud dalam Mazmur 3:1-8 tak bisa kulupakan, ketika ia mengalami ketakutan, khawatir, dan rasa ditinggalkan karena pada saat itu, Absalom anaknya sendiri ingin membunuhnya (2 Samuel 15-19). Nampaknya begitu banyak lawan yang akan menyerangnya, bukan hanya secara fisik, tetapi juga secara verbal. Kondisi yang menurutku begitu sulit dibayangkan, ingin dibunuh oleh orang yang dikasihi, serta akan diserbu oleh puluhan ribu orang (ay.7). Tetapi yang menarik ialah ia datang ke Gunung Zion (gunung-Nya yang kudus) berseru nyaring kepada Tuhan dan Tuhan menjawab doanya.

Aku melihat ada suasana hati yang berubah dari Daud. Di awal Mazmur 3 ini, nampaknya Daud mengalami ketakutan, khawatir, dan rasa ditinggalkan, tetapi ketika Daud telah berseru kepada Tuhan, ia menjadi tidak takut, malah ia membaringkan diri lalu tidur. Aku menjadi penasaran dan bertanya mengapa suasana hati Daud dapat berubah seperti ini?

Akhirnya, aku mendapatkan jawaban, bahwa Daud mengenal Allah dalam permasalahannya, Ia mengenal Allah sebagai Perisai yang melindunginya (ay. 4), Allahlah kemuliaannya dan yang mengangkat kepalanya (ay. 4), Allahlah yang menjawab seruannya (ay. 5), Allahlah yang menolong dia (ay. 8), dan Allahlah yang memberkati dia (ay. 9). Di tengah permasalahan, Daud semakin mengenal Allah. Aku melihat bahwa ratapan Daud berubah menjadi pujian kepada Allah.

Kisah ini banyak mengubah aku dalam melewati penderitaan yang terjadi dalam hidupku. Dahulu mungkin aku hanya ngedumel, kecewa, frustrasi dalam melewati masa penderitaanku. Tetapi setelah membaca Mazmur ini, pola pikirku diubahkan, di mana ketika penderitaan itu datang, aku seharusnya semakin mengenal Tuhan.

Aku percaya bahwa kita semua pernah mengalami permasalahan atau mungkin sekarang sedang mengalami permasalahan, khususnya di masa pandemi ini. Mungkin kita merasa takut dan khawatir akan keadaan kita sekarang dan masa depan nanti. Tetapi, biarlah Mazmur ini menjadi kekuatan kita bahwa di tengah masa Pandemi ini, kita akan semakin mengenal Allah.

Di akhir perenungan ini, akhirnya aku menyadari bahwa tujuan hidupku ialah untuk terus mengenal-Nya. Aku tidak meresponi permasalahan hidupku lagi dengan begitu pesimis seperti tak mengenal Tuhan, tetapi kuresponi dengan pola pikir baru bahwa permasalahan ini seharusnya membuat aku semakin mengenal Allahku.

LATEST POST

 

Bagi sebagian besar umat Kristiani, sejujurnya peristiwa Paskah—peristiwa kebangkitan Yesus&md...
by Christian Aditya | 26 Apr 2024

Film siksa kubur resmi tayang pada 11 April 2024, dan sebagai penikmat karya Joko Anwar, kami langsu...
by Ari Setiawan | 16 Apr 2024

Takut tambah dewasaTakut aku kecewaTakut tak seindah yang kukiraIgnite People, penggalan lirik lagu...
by Emmanuela Angela | 10 Apr 2024

Want to Submit an Article

Untuk menjadi bagian dari gerakan generasi
muda Kristen Indonesia. Kirimkan karyamu ke:

[email protected]

READ OTHER