Biar Teri, Bawang, dan Cabai yang Jadi Saksinya

Best Regards, Live Through This, 21 May 2020
Home is where your family is - Jenji Kohan
Hai, Ignite People! Gimana rasanya di rumah aja selama berbulan-bulan? Jauh dari kemacetan yang bikin keki, tak bisa bepergian kesana kesini, sekaligus hanya beraktivitas di rumah lagi dan lagi. Ya, saat ini kita bisa menikmati suasana rumah lebih panjang daripada biasanya. Jika dulu kita berada di rumah hanya saat pulang bekerja/beraktivitas di luar atau ketika hari libur/weekend tiba, kini kita berada di rumah sepanjang hari dan setiap hari bahkan di tanggal merah sekalipun. 


Adaptasi di rumah sendiri?

Terbiasa melakukan aktivitas pekerjaan, usaha, atau studi di luar rumah akhirnya membuat kita merasa "kagok" ketika harus mengikuti instruksi untuk beraktivitas di rumah aja. Kita melakukan berbagai penyesuaian seperti layout tempat bekerja atau belajar di rumah, cara bekerja yang efektif, jadwal harian yang produktif, dan sebagainya. Di samping itu, mau tidak mau, kita pun juga merasa lebih bertanggung jawab dengan urusan rumah, seperti membersihkan rumah, memasak, mencuci piring, dan berbagai hal lainnya.

Selain beradaptasi dengan aktivitas atau pekerjaan yang harus dilakukan di rumah, kita pun jadi "beradaptasi" dengan perjumpaan yang lebih intens dengan orang-orang di rumah. Bagi mereka yang dulunya sulit memberikan waktu untuk keluarga karena kesibukan, kini selamat menikmati kesempatan bersama keluarga dalam waktu yang lebih banyak.


Kesempatan besar melayani keluarga

Lebih banyak waktu yang bisa kita nikmati bersama keluarga ini sebetulnya memberi kita kesempatan untuk melayani keluarga lebih lagi. Mungkin dulu kita merasa "tidak sempat" atau "kurang waktu" untuk melayani keluarga karena sibuk kerja, studi, dan pelayanan. Kita malah lupa bahwa pelayanan pun semestinya juga diwujudkan di dalam rumah kita sendiri. Tak sedikit dari kita yang mungkin aktif melayani di gereja dan di persekutuan, rajin ikut rapat pengurus atau panitia, aktif di berbagai acara persekutuan, tapi setibanya di rumah langsung merasa lelah dan ingin beristirahat tak diganggu. Di sisi lain, keluarga kita merasa kecewa karena hanya mendapat "sisa-sisa" waktu dan energi kita. Kini ketika banyak waktu dan kesempatan bersama keluarga, apa yang bisa kita lakukan untuk mereka? 


Memasak, salah satu bentuk melayani keluarga

Bagi saya pribadi, salah satu bentuk  melayani keluarga adalah memasak. Saya yang belum berumah tangga dan masih tinggal bersama mama dan abang saya tidak terbiasa memasak sebelumnya. Karena kami bertiga jarang-jarang berada di rumah karena pekerjaan dan agenda masing-masing, maka kami sangat terbiasa memesan makanan atau sekedar masak makanan instan. Namun, ketika kondisi pandemi ini hadir dan kita semuanya sangat  memperhatikan kebersihan dan kesehatan, keluarga kami pun memutuskan untuk memasak makanan sendiri. Sebagai satu-satunya anak perempuan, saya sadar ini adalah peran yang seharusnya saya lakukan.

Awalnya begitu tidak mudah untuk saya. Sambil WFH (work from home), saya harus mempersiapkan waktu untuk persiapan bahan masak, memasak, mencuci piring, dan membersihkan dapur. Tak hanya itu, saya harus googling dan bertanya pada teman tentang resep memasak. Dan akhirnya, suatu kebanggan tersendiri ketika berhasil memasak teri balado juga mengulek cabai dan bawang menjadi sambal. Saya juga akhirnya terbiasa dengan tangan bau bawang maupun terkena sedikit cipratan-cipratan minyak goreng. Ya, baik teri, bawang, cabai, sayuran, pisau, kompor, ulekan, dan peralatan dapur lainnya jadi saksi bahwa saya akhirnya bisa lebih melayani keluarga. 


Nyatakan Kasih dalam Perbuatan

Banyak hal yang bisa kita lakukan untuk melayani keluarga. Selain memasak, kita juga bisa ambil bagian untuk lebih rajin membersihkan rumah, merapikan perlengkapan setelah WFH, mendengarkan curhat anggota keluarga yang lain, maupun bentuk tindakan lainnya. Kiranya kita mau untuk terlebih dahulu melayani dibandingkan dilayani. Dan dengan demikian, kiranya kasih Tuhan makin dirasakan di tengah-tengah keluarga kita.


1 Yohanes 3:18 

Anak-anakku, marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran

LATEST POST

 

Takut tambah dewasaTakut aku kecewaTakut tak seindah yang kukiraIgnite People, penggalan lirik lagu...
by Emmanuela Angela | 10 Apr 2024

GetsemaniDomba putih di penghabisan jagal Merah kirmizi di kandungan sengsara atas cawan yang kesumb...
by David Ryantama Sitorus | 10 Apr 2024

Apakah bisa mengasihi,mengasihi tanpa syarat,syarat antara aku dan kamukamu yang memiliki perbedaan,...
by Eveline Meilinda | 01 Apr 2024

Want to Submit an Article

Untuk menjadi bagian dari gerakan generasi
muda Kristen Indonesia. Kirimkan karyamu ke:

[email protected]

READ OTHER