Mungkinkah... Toxic Family?

Best Regards, Live Through This, 18 March 2020
Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik. Sadarlah kembali sebaik-baiknya dan jangan berbuat dosa lagi! Ada di antara kamu yang tidak mengenal Allah. Hal ini kukatakan, supaya kamu merasa malu. -1 Korintus 15:33-34 TB

Mungkin kita jarang mendengar kata-kata “Toxic Family”. Mari kita lihat dari sudut pandang yang berbeda. 

Photo by Katherine Chase on Unsplash 

Toxic family adalah perlakuan dari keluarga yang bisa saling menyakiti baik secara mental, fisik, psikologis, dan emosi. Hal seperti ini bisa mempengaruhi kondisi psikologis, emosi, bahkan mental seseorang.

Mungkin, kita pernah merasakan keadaan dimana kita sering dimarahi berlebihan oleh orangtua, atau mengalami perlakuan saudara yang nyinyir seperti “Eh…kok gendutan sekarang?”, “Gimana kok gak lulus-lulus kuliahnya?”, dsb. Kita secara tidak langsung telah mengalami situasi toxic family.

Photo by Caroline Hernandez on Unsplash 

Hal-hal seperti ini harus kita hindari. Bagaimana caranya?

Salah satu langkahnya adalah bicara tegas; misalnya ketika kita mendapatkan komentar, “Kok gendut sekarang?” Kita bisa membalasnya dengan “Terima kasih sudah memperhatikan.” Berikan jawaban yang membuat mereka tak berkutik. Tips lainnya adalah dengan membuat obrolan-obrolan positif seperti mengalihkan ke topik lain yang sedang populer untuk dibicarakan.


Manusia punya batas dalam hal menghadapi toxic family;  apalagi jika sudah menganggu kesehatan psikologis, emosi dan mental. Namun, kita harus tetap berpikir jernih dan positif dalam memandang sebuah masalah.

Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik. Sadarlah kembali sebaik-baiknya dan jangan berbuat dosa lagi! Ada di antara kamu yang tidak mengenal Allah. Hal ini kukatakan, supaya kamu merasa malu.” 
1 Korintus 15:33-34

Photo by Ben White on Unsplash 

Allah sudah mengatakan dengan jelas bahwa kita memang harus menjauhi lingkungan yang buruk karena akan merusak kebiasaan kita yang baik. Begitu juga di keluarga, kita bisa membatasi diri, namun tetap produktif. Memang agak sulit, akan tetapi kita bisa bila kita mau dibimbing oleh Roh Kudus yang menyertai kita.

Ingat…Tuhan tidak akan membiarkan kita jatuh, tangan-Nya akan selalu menopang kita di mananpun kita berada. Jadi, percayalah akan rencana Tuhan bahwa toxic family tidak sepenuhnya merusak seluruh kehidupan kita, karena kita masih punya Tuhan yang besar melebihi apapun itu, yang sanggup menolong kita. Dia adalah Allah, Bapa, Roh Kudus sekaligus sahabat dan penolong kita.

“Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN!
Yeremia 17:7 

Tuhan mau kita mengandalkan setiap pertolongan-NYA meskipun hidup kita seburuk apapun, di mata Tuhan kita adalah anakNya. Sebagai anakNya, kita perlu memperbaiki diri untuk terus berdoa dan membaca Alkitab serta terus bermazmur bagi Dia. Tetapkan pengharapan hanya kepada Tuhan. 

Menghadapi toxic family bukanlah pekerjaan yang mudah. Namun, sebagai anak-anak Tuhan, kita perlu minta hikmat kepadaNya dalam setiap langkah-langkah yang harus kita tempuh. Kita tidak boleh terlena kepada sikap mereka yang memberikan pengaruh buruk kepada lingkungan sekitar. Justru kita harus menjadi terang dan garam dunia untuk menerangi setiap langkah kita di hadapan Tuhan. Mari kita berfokus kepada Tuhan, bukan pada manusia.

Photo by Anna Earl on Unsplash 


Start your activity with leaning on God, believe his grace to eliminate the toxic around you.

LATEST POST

 

Film siksa kubur resmi tayang pada 11 April 2024, dan sebagai penikmat karya Joko Anwar, kami langsu...
by Ari Setiawan | 16 Apr 2024

Takut tambah dewasaTakut aku kecewaTakut tak seindah yang kukiraIgnite People, penggalan lirik lagu...
by Emmanuela Angela | 10 Apr 2024

GetsemaniDomba putih di penghabisan jagal Merah kirmizi di kandungan sengsara atas cawan yang kesumb...
by David Ryantama Sitorus | 10 Apr 2024

Want to Submit an Article

Untuk menjadi bagian dari gerakan generasi
muda Kristen Indonesia. Kirimkan karyamu ke:

[email protected]

READ OTHER