Fear of Missing Out/Freedom from Missing Out?

, What's Next, 03 August 2023
Disadari atau tidak, adakalanya kita merasa baru bisa menerima diri sendiri jika orang lain menerima kita terlebih dahulu.

Selamat datang di bulan Agustus!


Bulan ini, lagi dan lagi kita memperingati hari kemerdekaan Indonesia yang sudah mendekati delapan dasawarsa. Wah, usia yang sudah cukup sepuh ini menandakan ada beragam rasa yang telah dialami bangsa dan negara kita. Namun, apakah kita—anak-anak Tuhan yang terlahir sebagai orang Indonesia—sudah merdeka dari "penjajahan" tak kasat mata?

Salah satu kebutuhan kita adalah penerimaan (acceptance) dari orang lain, dan untuk mendapatkannya, biasanya kita "didorong" oleh konteks sosial untuk mengikuti apa yang sedang tren di masyarakat kala itu. Kalau tidak tahu info terbaru, gosip yang sedang viral, atau challenge yang sering jadi FYP, maka ada kecenderungan bagi sebagian orang untuk mengalami insecure karena kurang update (alias "kudet"). Nah, agar tidak "kudet", ada dorongan dalam diri kita untuk mengetahui apa saja yang sedang hype di media sosial maupun obrolan di sekitar kita. Minimal kita tahu bahwa ada sesuatu yang sedang terjadi, dan itu tidak sepenuhnya salah, kan?

Sayangnya, dorongan "FOMO"  (Fear of Missing Out) seperti ini juga bisa menjadi bumerang berupa "penjajahan" dari psychological well-being kita, yaitu munculnya low self-acceptance.1 Disadari atau tidak, adakalanya kita merasa baru bisa menerima diri sendiri jika orang lain menerima kita terlebih dahulu. Agar bisa "diterima", kita jadi punya keinginan untuk tetap stay tuned di media sosial kita hingga tidak jarang jadi melewatkan momen-momen berharga yang bisa dinikmati dengan mindful. Mungkin itu juga berarti memilih menonton konser yang harga tiketnya sekian juta, meskipun tidak terlalu mengikuti musisi atau band yang akan tampil bahkan menguras seluruh tabungan darurat. Bisa juga kita tidak jemu-jemu "mantengin" layar gawai karena khawatir ada pemberitahuan "penting" dari aktivitas gebetan, meskipun sebenarnya tidak selalu demikian tiap hari.

Padahal, kalau mau mengakuinya, adakalanya kita perlu berpisah sejenak dari gawai untuk mendetoksifikasi diri.


Photo by Sigmund on Unsplash


Ya, FOMO bisa menjadi racun yang menyebar dalam kehidupan kita secara perlahan-lahan. Walaupun demikian, bukan berarti kita jadi punya alasan untuk membenarkan tindakan "masa bodoh" terhadap segala update berita yang disediakan media sosial maupun interaksi di sekitar kita. Mungkin... inilah waktunya untuk belajar menyikapi berbagai fenomena yang terjadi dengan menggunakan hikmat Allah, yang case by case-nya berbeda meskipun pada dasarnya kebenaran-Nya adalah mutlak.

Karena itu, Saudara-saudara, oleh kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: Itulah ibadahmu yang sejati. Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaruan budimu, sehingga kamu dapat membedakan mana kehendak Allah: Apa yang baik, yang berkenan kepada-Nya dan sempurna.—Roma 12:1-2 (TB Edisi 2)

"Oleh kemurahan Allah", kita dimerdekakan dari perbudakan rasa haus terhadap penerimaan orang lain. Namun, kebenaran ini tidak selalu mudah untuk diimani dan diamini. Karena itu, mari berjalan bersama kami sepanjang Agustus-September ini untuk mengulik sedikit lebih jauh tentang FOMO. Silakan menuangkan rasa, karya, dan karsa Ignite People dengan tema FOMO: Fear of Missing Out/Freedom from Missing Out? Kami tunggu, ya!    


-Minbi, yang sedang berjuang juga untuk detox



1Beyens, I., Frison, E., & Eggermont, S. (2016). "‘I don’t want to miss a thing’: adolescents’ fear of missing out and it’s relationship to adolescents’ social needs, facebook use, and facebook related stress." Computers in Human Behavior, 64, 1-8.

 

RELATED TOPIC

LATEST POST

 

Bagi sebagian besar umat Kristiani, sejujurnya peristiwa Paskah—peristiwa kebangkitan Yesus&md...
by Christian Aditya | 26 Apr 2024

Film siksa kubur resmi tayang pada 11 April 2024, dan sebagai penikmat karya Joko Anwar, kami langsu...
by Ari Setiawan | 16 Apr 2024

Takut tambah dewasaTakut aku kecewaTakut tak seindah yang kukiraIgnite People, penggalan lirik lagu...
by Emmanuela Angela | 10 Apr 2024

Want to Submit an Article

Untuk menjadi bagian dari gerakan generasi
muda Kristen Indonesia. Kirimkan karyamu ke:

[email protected]

READ OTHER