Setiap kita mungkin memiliki rancangan yang indah, tetapi menurut ukuran manusia. Disisi lain kita pun juga diminta untuk percaya bahwa rancangan Tuhan jauh lebih baik dan tepat bagi kita
Dalam YOLO #1, kita telah membaca kisah perjalanan Whilo melawan kekhawatirannya, dengan senantiasa berserah kepada rancangan Tuhan dalam proses kehidupan yang dilaluinya. Berbicara mengenai rancangan, beberapa orang mungkin sudah memiliki rancangan dalam hidupnya. Meskipun kita paham bahwa bisa tidak semua rancangan itu berjalan dengan baik dan mulus-mulus saja, tetapi tetap ada orang yang sabar dan tekun melalui dan melakukan setiap rancangan tersebut. Bagaimana ketika rancangan yang sudah disusun sedemikian rupa tidak berjalan dengan baik? beberapa diantaranya ada yang marah dan terus mengeluh, namun ada juga orang yang sudah menyiapkan rancangan lain sebagai plan B, bahkan ada pula orang yang yaudah lah ya.
Apapun respons yang diberikan setiap orang, kali ini kita kembali diingatkan melalui Yesaya 55:8-9,
"Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN.
Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu."
Yesaya senantiasa mengingatkan kita mengenai apa yang difirmankan Tuhan. Setiap rancangan yang Tuhan berikan pastilah hal yang baik, meskipun mungkin rancangan tersebut berbeda dari rancangan kita. Yesaya menggambarkan perbedaan tersebut dengan gambaran jauhnya langit dari bumi. Meskipun kita sedang di dalam pesawat, kita tidak tau betul seberapa tingginya langit yang ada di atas kita, dan lain sebagainya. Yesaya pun menggambarkannya seperti itu, karena sebagai manusia kita tidak dapat menerka (sebenarnya) seberapa hebatnya rancangan Tuhan, yang telah disiapkanNya bagi setiap jalan yang kita hadapi. Dan itulah yang disampaikan oleh Yesaya kepada para pembaca untuk dapat turut serta dalam karya keselamatan-Nya yang indah. Dari apa yang disampaikan oleh Yesaya itupula, kita kembali diingatkan bisa jadi menurut manusia jalan itu tidak mudah dan sudah tertutup (re: tidak ada kesempatan), tetapi bila itu telah dirancangkan-Nya bagi kita. Tentulah hal itu dapat terlaksana dengan baik dan tepat.
Beberapa waktu lalu, Emmaps melanjutkan aktivitasnya. Ia mulai mengerjakan berbagai tugas yang harus diselesaikannya dalam beberapa bulan. Awalnya ia mengerjakan dengan senang hati. Semua berubah setelah pekerjaannya itu tidak kunjung membuahkan hasil. Setelah menerima kenyataan itu, Emmaps terus berusaha dan berusaha. Berbekal rasa percaya dan support dari banyak pihak, ia terus mengerjakannya. Namun, tak dapat dipungkiri dalam hati kecilnya, Emmaps tetap memiliki rasa khawatir dan kesal. Tapi di suatu malam, ia berdiskusi dengan mamanya. Kala itu mama Emmaps mengatakan
"percaya saja, Tuhan punya rancangan yang baik untukmu. Jalani, tekun mencari dan jangan lupa berdoa. Pasti bisa".
Kalimat itu begitu menghangatkan hati dan menenangkan pikirannya. Setelah itu, ia pun berharap kepada Tuhan "bila memang Tuhan memiliki jalan lain yang harus kulalui, maka hal itulah yang akan ku lalui. Kupercaya Engkau yang senantiasa menuntunku, Engkau juga yang akan membuka jalan bagiku". Kemudian meskipun masih terus berjuang, Emmaps pun mencapai rancangannya (yaitu menyelesaikan tugasnya) yang juga menjadi rancangan-Nya (dalam waktu yang tepat). Dari apa yang telah dilaluinya, Emmaps pun semakin percaya kepada rancangan-Nya. Bukan hanya itu, melalui proses kali ini ia mampu menemukan pengalaman baru dengan teman-temannya.
Emmaps mampu melihat karya kasih penyertaan Tuhan. Jalan yang sebelumnya tertutup dan menurutnya sulit terbuka, pada akhirnya dapat dibuka-Nya dalam waktu yang tepat. Bisa saja Emmaps menyerah dan mencari jalan lain menurutnya, namun bila hal itu yang dipilihnya, mungkin Emmaps tidak akan mendapat beberapa pembelajaran baru yang begitu berarti. Hingga saat ini tagline Tuhan yang Buka Jalan, menjadi quotes of this process bagi Emmaps dan temannya. Setiap dari kita, mungkin memiliki rancangan yang indah juga tetapi menurut ukuran manusia. Disisi lain kita pun juga diminta untuk percaya bahwa rancangan Tuhan jauh lebih baik dan tepat bagi kita. Dari dua pengalaman Emmaps, ada beberapa hal baik yang dapat kita gunakan sebagai pengingat dan sebagai manusia yang terkadang sulit untuk menerima jalan lain itu, hal-hal baik tersebut dapat mulai kita biasakan terus menerus. Supaya ketika kita berada dalam posisi terhimpit, bahkan hampir hilang harapan, kita dapat berserah dan percaya pada rancangan-Nya. Sudah siap untuk membiasakannya?
Untuk menjadi bagian dari gerakan generasi
muda Kristen Indonesia. Kirimkan karyamu ke: