Pengharapan yang baru bukan lagi pengharapan yang pasif (pasrah), tetapi pengharapan yang penuh keberanian, kerendahan hati, dan percaya kepada Allah.
Beberapa bulan lalu saya terinfeksi Covid-19, ditambah dengan kondisi jauh dari keluarga yang membuat saya semakin down.
Sebelum saya dinyatakan terinfeksi memang di tempat saya bekerja ada beberapa teman yang positif Covid-19, tetapi saat itu saya yakin pasti tidak akan terinfeksi. Namun dua minggu kemudian saya dinyatakan positif dengan gejala yang saya alami yaitu badan pegal, demam tinggi, flu serta sempat sedikit sesak nafas.
Pikiran saya kemana-mana, dibayangi rasa takut karena adanya artikel kesehatan yang mengatakan beberapa penyakit yang ditimbulkan sebagai efek samping dari virus Corona terhadap tubuh.
Dalam kesakitan itu, saya mengambil waktu untuk bersaat teduh. Firman Tuhan bersumber dari Matius 8:1-4. dengan bertemakan “New Normal, New Hope.” New normal pada saat ini berarti melakukan aktivitas normal dengan kebiasaan-kebiasaan baru. Begitu juga dengan pengharapan. Pengharapan yang baru bukan lagi pengharapan yang pasif (pasrah), tetapi merupakan pengharapan yang penuh keberanian, kerendahan hati, dan percaya kepada Allah. Dari pembacaan Firman Tuhan tersebut, yang dilakukan orang kusta itu saat bertemu Yesus adalah sujud menyembah Tuhan dan berkata “Jika Tuan mau, Tuan dapat mentahirkan aku.” Teladan yang diberikan orang kusta itu digambarkan ketika dia mau datang dan menaruh pengharapannya pada Yesus.
Tuhan telah menjawab semua kebimbangan dan ketakutan saya dari dampak tubuh yang terinfeksi virus Covid-19. Firman Tuhan mengingatkan agar saya jangan hanya pasrah, melainkan harus memiliki pengharapan yang optimis, seperti :
Apapun permasalahan hidup kita, mari belajar untuk tidak menyerah dengan keadaan tetapi tetap berpengharapan dengan aktif dan selalu taruh harapan pada Yesus Sang Sumber Pengharapan Dunia.
Soli Deo Gloria
Untuk menjadi bagian dari gerakan generasi
muda Kristen Indonesia. Kirimkan karyamu ke: