Tuhan, kasihanilah!

Best Regards, Live Through This, 02 March 2021

Mungkin diantara kita sudah tak asing dengan istilah “Kyrie Eleison/ Christe Eleison” yang kira-kira jika diterjemahkan menjadi, “Tuhan Kasihanilah, Kristus Kasihanilah”. Yah, istilah ini berasal dari Bahasa Yunani dan kita dapat menemukan istilah serupa di beberapa kidung-kidung atau nyanyian jemaat. Di dalam Alkitab, terutama selama masa pelayanan Tuhan Yesus di dunia, kita akan menjumpai banyak frasa yang memohon belas kasihan Tuhan Yesus kepada mereka, seperti pada kisah Yesus menyembuhkan mata dua orang buta (Matius 9:27-31), kisah Yesus menyembuhkan Bartimeus (Markus 10:46-52), kisah Kesepuluh orang kusta (Lukas 17:11-19) dan lain-lain. Kebanyakan diantara mereka adalah orang-orang yang sudah sangat menderita dan penat dalam menantikan pengharapan. Dengan penuh kepercayaan dan keteguhan mereka memohon kepada Yesus untuk mengasihani diri mereka.

Di dalam kehidupan kita yang selalui kita hadapi, kita sebagai orang percaya sering berdoa kepada Tuhan. Entah doa itu hanya sebagai kebiasaan, berdoa ketika menghadapi pencobaan atau alasan lainnya, namun mungkin dalam kehidupan doa kita, kita merasa bahwa doa kita tak kunjung di jawab oleh Tuhan, seakan-akan doa ini tak pernah sampai kepada Allah. Kita mungkin kecewa, sedih atau mungkin menyalahkan Tuhan yang kita anggap tak “peduli” pada kemelut persoalan yang terjadi pada kehidupan kita.

Mungkin ini saatnya kita perlu belajar dari berbagai peristiwa Alkitab, ketika orang-orang meminta belas kasihan Kristus atas hidup mereka seperti yang telah diperkenalkan di awal. Yah, memohon belas kasihan. Frasa “Tuhan Yesus Kristus, Anak Allah, kasihanilah saya orang berdosa” menunjukkan suatu kerendahan diri kita. Kita menyadari bahwa kita tak mampu melakukan semuanya dengan sendirian, maka dari itu kita memohon belas kasihan Tuhan dalam kehidupan kita. Pengakuan diri kita yang menyatakan bahwa kita orang berdosa, menunjukkan bahwa kita adalah orang yang sesungguhnya bersalah, pengakuan seperti ini adalah simbol kejujuran dalam diri kita, bahwa kita tak luput dari segala kesalahan, maka dari itu kita memohon belas kasihan dari Tuhan.

Frasa ini juga menunjukkan adanya sebuah penyerahan penuh kepada Tuhan, yang maksudnya kita menyerahkan segala yang kita hadapi hanya ke dalam tangan Tuhan dan biarlah Tuhan yang menentukannya seturut kehendakNya. Dalam doa kita, mungkin kita kadang terlalu menuntut segala kehendak kita agar Tuhan kabulkan, namun mungkin ini saatnya bagi kita belajar bahwa dalam berdoa, hendaklah kita yang mengikuti kehendak Tuhan dan bukan sebaliknya. Sebab rancangan Tuhan bukanlah rancangan kita dan rancangan Tuhan adalah rancangan damai sejahtera (Yeremia 29:11). Mari mulai sekarang, kita berdoa bukan dengan menuntut agar kehendak kita yang jadi, melainkan berdoa, memohon belas kasihan Tuhan agar Tuhan memberikan jawaban yang seturut kehendakNya. Tuhan lebih tahu tentang apa yang kita butuhkan, Ia jauh lebih mengenal kita dibandingkan siapapun. Berserahlah pada Yesus, mohon belas kasihanNya atas hidup kita, janganlah hanya terpaku pada kehendak kita.

“Tuhan Yesus Kristus, Anak Allah, kasihanilah aku orang berdosa, jadilah segalanya seturut kehendakMu” Amin.

LATEST POST

 

Bila hati terasa berat Tak seorang pun mengerti bebanku Kutanya Yesus Apa yang harus kuperbuat  ...
by Yessica Anggi | 22 Mar 2024

Entah mengapa, tapi ego itu begitu menggoda diri manusia. Ego untuk menguasai, untuk menja...
by Markus Perdata Sembiring | 19 Mar 2024

Keraguan adalah salah satu hal yang sering terjadi di dalam kehidupan kita sebagai manusia. Keraguan...
by Immanuel Elson | 14 Mar 2024

Want to Submit an Article

Untuk menjadi bagian dari gerakan generasi
muda Kristen Indonesia. Kirimkan karyamu ke:

[email protected]

READ OTHER