Coki Pardede : The Agnostic "Christian"

Best Regards, Live Through This, 21 January 2021
Peringatan untuk kembali pada kasih dan semangat yang mula - mula itu, datang dari seberang, dari seorang Agnostik.

Reza Pardede, atau nama panggungnya : Coki Pardede.

Al-dzulumat, the son of Horus, hell citizen, apapun julukan lucu yang disematkan kepadanya. 

Ya, saking gelapnya selera humor Coki, neraka pun dijadikan humor. Bahkan ia memproduksi kaus bertulisan : 

"I'm going to hell in every religion"

Coki mendaku diri sebagai seorang agnostik. Ia bukan hanya tak relijius - menganut agama saja tidak.

Tetapi yang unik - Coki justru malah dekat dengan tokoh - tokoh agama. Tidak hanya dekat, bahkan nyambung!

Konten dakwah-komedi berjudul "Pemuda Tersesat" yang sangat populer digawangi oleh Coki dan sahabatnya, Tretan Muslim, bersama dengan Habib Husein Jafar, seorang Habib muda.

"Relijiusitas" Seorang Coki Pardede ?

Coki adalah seorang yang more than meets the eye

Ia tak bisa hanya kita sematkan label - label klasik nan moralis lalu dianggap sebagai musuh masyarakat. Well, Coki juga mengisi konten podcast berjudul "Musuh Masyarakat" juga, FYI.

Bagi rekan yang menyimak konten Theovlogy di YouTube, Coki bahkan sudah empat kali "nongkrong daring" bersama dengan teolog - teolog dan rohaniwan Kristen. 

Sesi terbaru Thevlogy dengan Coki Pardede.

Empat kali, dan keempat sesinya sangat seru dan banjir penonton. Para rohaniwan juga tak pernah offended dengan Coki. Pembicaraan justru terasa sangat hangat, dan tentu saja : lucu.

Bahkan pada sesi - sesi tersebut terkuak - Coki adalah seorang agnostik yang sangat paham dengan alkitab. Mungkin lebih paham dari kita - kita yang ngaku "Kristen". Ia bahkan mengaku baca alkitab sudah "back to back". Alasannya karena Coki menganggap alkitab adalah buku yang sangat seru.

Lalu, apa yang membuat Coki menjadi agnostic ? Jika alkitab se-seru itu buat Coki, bukankah seharusnya ia ngerti firman Tuhan dan sudah "dijamah" Roh Kudus ?

Fenomena Coki sebenarnya tak sedikit. 

Sayangnya, banyak dari kita abai. Kita sering menganggap bahwa orang keluar dari kekristenan pastilah ia tak paham firman, tidak baca alkitab, malas ibadah, tidur waktu khotbah, dll.

Padahal yang terjadi sebaliknya : tak sedikit yang justru keluar karena merasa dikecewakan. Mereka tak jarang adalah orang - orang yang baca alkitab, paham alkitab, tetapi sama seperti Gandhi dulu : kagum dengan sosok Yesus karena baca alkitab, tapi sosok itu tak ada pada pengikut - pengikutNya.

Quote Gandhi yang sangat terkenal, dan masih relevan.

Fenomena ini sama seperti yang baru - baru ini terjadi pada Paul Maxwell, seorang penulis di Desiring God, dan Abraham Piper, anak dari John Piper sendiri, yang mengkritik keras ajaran ayahnya di konten TikTok. Keduanya jelas "bukan kaleng - kaleng". Paul Maxwell bahkan punya Ph.D.

Paul Maxwell, penulis di Desiring God, baru - baru ini menyatakan meninggalkan iman Kristiani nya. Seorang Ph.D. Kurang paham alkitab bagaimana ?

Bahkan Maxwell, meninggalkan iman Kristennya, masih meninggalkan tweet berikut :

On Twitter, he recently posted: "I no longer call myself a Christian but I've never been more deeply fascinated by the Bible. Anyone else have this experience?"

Yang dilakukan oleh Coki Pardede dengan memilih "jalan ninja" sebagai agnostic dan pelawak dengan topik - topik "tabu" dan sensitif adalah sebuah kritik - sebuah upaya challenging status quo dari orang beragama - mungkin malah masyarakat itu sendiri.

Ajakan Coki bukanlah ajakan untuk membenci atau meninggalkan agama - malah sebaliknya : ajakan untuk berefleksi. Merenung. Menenangkan diri dari segala euforia rohani kita dan kembali mendekonstruksi ulang pemikiran.

Bahkan jika dipikir - pikir, bukankah Yesus juga adalah seorang yang "mendobrak kewajaran" di zamannya dan juga mengkritik pola beragama yang kaku dan tidak humanis ?

Coki Pardede - dalam hal ini, menangkap semangat Yesus yang ingin mengajak orang untuk berTuhan dan ber-agama dengan semangat yang mula - mula : mengajak pada kebaikan dan welas asih. Tidak melulu bicara soal peraturan formal atau ketakutan, apalagi dikit - dikit bicara siksa neraka.

Sebuah kutipan satir untuk budaya beragama yang suka "me-neraka-kan" orang yang tidak sepaham.

Ajakan itu, di masa kini, berasal dari seberang, dari seorang yang mengaku agnostik. Seorang agnostik yang lebih paham dan sudah baca alkitab bolak-balik lebih banyak dari kita.

Sebuah ironi, bukan ?

LATEST POST

 

Bila hati terasa berat Tak seorang pun mengerti bebanku Kutanya Yesus Apa yang harus kuperbuat  ...
by Yessica Anggi | 22 Mar 2024

Entah mengapa, tapi ego itu begitu menggoda diri manusia. Ego untuk menguasai, untuk menja...
by Markus Perdata Sembiring | 19 Mar 2024

Keraguan adalah salah satu hal yang sering terjadi di dalam kehidupan kita sebagai manusia. Keraguan...
by Immanuel Elson | 14 Mar 2024

Want to Submit an Article

Untuk menjadi bagian dari gerakan generasi
muda Kristen Indonesia. Kirimkan karyamu ke:

[email protected]

READ OTHER