Ketika Yesus menjalani hidup dan pelayanan, Ia tidak menggunakan pelayanan untuk mencari, membangun, ataupun mempertahankan indentitas-Nya. Ia tidak mencari keuntungan apapun dari pelayan yang dilakukan-Nya, Karena hidupnya telah dipuaskan oleh Bapa secara penuh
Dunia yang sekarang kita tempati berkembang begitu pesat, di mana sebagai contoh konektivitas internet yang dahulu 3G menjadi 4G bahkan 5G yang sudah diterapkan di berbagai negara. Kecepatan menjadi tuntutan yang utama dalam mengahadapi kehidupan ini sehingga sering kali hal tersebut juga terpengaruh dalam dunia pekerjaan yang kita kerjakaan sekarang ini bahkan apapun latar belakamng perkerjaan kita kesibukan menjadi faktor yang harus terjadi dan hal itulah yang membuat kita sebagai seorang pekerja menjadi “burn out”.
Mengapa pekerjaan begitu terasa berat dan menyakitkan? Bahkan ada istilah “Monday is Bad day” atau “Senin lagi Senin lagi”. Pekerjaan tidak lagi menjadi hal yang membuat sukacita tetapi menjadi hal yang terasa “Bad Mood”, Dunia yang berubah tersebut terjadi ketika Adam dan Hawa mengikuti perkataan iblis untuk memakan buah pengetahuan baik dan jahat supaya menjadi seperti Allah (Kej 3). Keinginan menjadi seperti Allah telah membuat manusia kehilangan keindahan dan kemuliaan pada dirinya. Citra Allah pada manusia sudah rusak dan sekarang harus berjuang sendiri untuk membuat diri mereka berharga.
Image on Boston University
Keterpisahan manusia dengan Allah juga mengubah desain manusia, Akibat keterpisahan ini manusia tidak lagi menjadikan kemuliaan Allah menjadi kemuliaan yang utama tetapi menjadikan kemuliaan dirinya sendiri dan memilih mengatur kemuliaan tersebut dan menjadi penguasa dengan kata lain mereka ingin merdeka dari kedaulatan Allah di samping itu mereka juga kehilangan kemuliaan, kepuasan, dan kecukupan yang dulu dianugrahkan oleh Allah. Maka sekarang kehidupan manusia dipakai untuk mendapatkan hal hal yang fana tersebut.
Dunia yang telah rusak mengharuskan manusia berjuang untuk mendapatkan rasa aman, kepuasan, dan arti hidup. Manusia sering kali merasa berarti ketika mereka mempunyai harta yang berlimpah, jabatan yang tinggi dan pasangan yang tajir melintir. Manusia menjadikan semua hal itu jaminan rasa aman atas dirinya, Dunia yang begitu sibuk menjadikan manusia begitu sibuk memperjuangkan pencapaian, jabatan, dan karir yang sering kali mereka mendapatkan hal tersebut dengan merugikan sesama manusia juga.
Bagaimana Injil menjawab hal tersebut? Sebagai seorang pelayan Tuhan yang juga bekerja di dunia sekuler, penulis mengerti secara dalam bagaimana sesaknya bekerja di tengah lingkungan yang rusak atas dosa yang berdampak pada hubungan sosial antar sesama manusia menjadi rusak juga akibat persaingan yang tidak sehat tersebut. Hati kita perlu mendapatkan kesegaran yang kekal dan abadi yang berbeda dari kesegaran yang dunia tawarkan kepada kita dan kesegaran tersebut hanya terdapat ketika kita merenungkan dan memandang Salib Kristus.
Salib Kristus adalah Jaminan Hidup
Image on Christianity.com
Dunia yang rusak mengharuskan kita memandang kepada jabatan, harta dan lain sebagainya sebagai jaminan atas hidup kita tetapi kita sebagai orang Kristen harus melihat Salib Kristus sebagai jaminan dalam hidup kita. Ketika kita memandang kepada Salib Kristus kita melihat bahwa yang dahulu tertolak tetapi sekarang kita diterima maka dari itu kita tidak bekerja untuk mencari penerimaan.
Ketika kita memandang Salib Kristus jaminan keamanan kita bukan pada harta kita ataupun jabatan kita tetapi rasa aman itu telah diperoleh ketika kita orang berdosa ditebus oleh Tuhan Yesus Kristus yang tadinya kita orang berdosa, budak dosa ditebus menjadi “Orang Merdeka” dan mendapatkan pembenaran oleh Allah dan hubungan kita dipulihkan sehingga kita dapat memanggil Dia Ya Bapa.
Salib Kristus tidak membuat kita menuntut orang lain memuaskan diri kita tetapi justru membuat diri kita mampu memancarkan kasih Allah bagi sesama kita dan kita melakukan semua hal itu bagi kemuliaan Tuhan kita Yesus Kristus (1 Kor 10 : 31).
Hidup untuk memuliakan TUHAN
Keitka seseorang diselamatkan, ia dikembalikan dalam desain yang semula yaitu hidup untuk memuliakan Tuhan (2 Kor 5:15), Seperti Rasul Paulus yang diselamatkan oleh Yesus Kristus ia mendapatkan panggilan khusus untuk melayani orang orang Yahudi supaya ia dapat memuliakan Allah Begitupun juga dengan kita orang percaya yang telah diselamatkan oleh kasih karunia Kristus kita telah ditebus dan diberikan hidup yang baru dan dalam hidup yang baru tersebut lekukanlah semua itu untuk memuliakan Tuhan.
Kabar baik bagi kita semua
Image on St. Josemaria Institute
Yesus Tuhan kita bukanlah Tuhan yang hanya memerintah di atas surga dan tidak pernah merasakan kesesakan kita di dunia tetapi Ia turut merasakan apa yang kita rasakan, Ibrani 4:15
Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa.
Yesus Kristus turun ke dunia lahir dari perawan Maria dalam keluarga yang miskin dan dalam perjalanan hidupnya ia bekerja sebagai tukang kayu, Ia tidak mempergunakan pelayanan nya untuk mengeruk keuntungan pribadi seperti para pemuka agama yang kita kenal bahkan Ketika Yesus menjalani hidup dan pelayanan, Ia tidak menggunakan pelayanan untuk mencari, membangun, ataupun mempertahankan indentitas-Nya. Ia tidak mencari keuntungan apapun dari pelayan yang dilakuka-Nya, Karena hidupnya telah dipuaskan oleh Bapa secara penuh.
Mari kita mengkalibrasi hati kita untuk memandang kepada Kristus sang “Air hidup” yang dapat memuaskan kita dan tidak haus lagi sehingga ketika kita menaruh Kristus sebagai pusat hidup kita kita dapat melakukan pekerjaan kita dengan penuh ucapan syukur dan memuliakan Tuhan dalam setiap musim kehidupan kita.
Soli Deo Gloria.
Untuk menjadi bagian dari gerakan generasi
muda Kristen Indonesia. Kirimkan karyamu ke: