Crab Mentality atau ‘Panjat Pinang’ Mentality?

Best Regards, Live Through This, 14 July 2024
Ketika iri hati menghancurkan ambisi dan membutakan mata hati. Namun, ketika saling tolong dalam kasih, niscaya akan terbentuk fondasi.

In Collaboration with Ariel Barlian Obadyah, S.Sos., M.I.Kom.


Bagi sebagian besar dari kita mungkin baru pernah mendengar istilah crab mentality. Mentalitas Kepiting ini muncul dengan menganalogikan adanya beberapa kepiting yang dimasukkan ke dalam sebuah ember. Masing-masing dari kepiting tersebut akan berusaha keluar dari ember, tetapi ada kepiting yang “tidak suka” sehingga menarik kepiting yang akan kabur tersebut kembali ke dalam ember. Jika melihat dari sikap manusia, big idea dari perumpamaan ini adalah sifat IRI HATI.


Senang lihat orang susah. Susah lihat orang senang.


Sedikit banyak, inti dari tulisan ini adalah penggalan kalimat tersebut. Seseorang yang memiliki mentalitas kepiting biasanya memiliki latar belakang yang memalukan sehingga ditutup-tutupi dengan melakukan berbagai kritikan kepada orang yang ia tidak suka. Persis seperti kepiting yang menarik kepiting lain untuk tidak keluar dari ember bukan? Selain itu, seseorang akan menjatuhkan orang lain karena memiliki rasa tidak puas ketika melihat orang lain lebih beruntung dibandingkan dirinya. 


Image on Google Images

Alasan-alasan yang terlontar ketika melihat orang lain sukses sedangkan dirinya tidak adalah “dia punya privilege”, “dia lebih kaya”, “dia lebih pintar”, dan lain-lain. Orang lain selalu salah di mata orang yang memiliki mental seperti ini. Ia akan terus mencari dan menggali kesalahan sehingga bermuara pada kalimat “saya memang tidak suka dengan anda.” Selain menjadi tukang kritik, sikap obsesif nan ambisius dan tidak mau kalah dapat menjadi bibit seseorang memiliki sikap iri hati tersebut. Ia akan melibas setiap orang yang berada tidak sejalan dengan dirinya sehingga hanya aku, aku dan aku yang harus berada di puncak kesuksesan.

Sebetulnya, mentalitas seperti ini akan sangat menguras tenaga, emosi dan pikiran. Bagaimana tidak? Seseorang akan menjadi sangat sensitif ketika melihat pencapaian orang lain yang lebih daripadanya. Baik ketika seseorang tersebut menjadi lebih terpacu untuk muhasabah diri menjadi lebih baik dengan cara yang positif. Namun, jika berlaku sebaliknya, Ia akan mengkritik orang yang pencapaiannya lebih daripada Ia sehingga tercipta demotivasi dan pelemahan semangat.


Well, apa kata Alkitab tentang fenomena mentalitas kepiting ini?

Melalui perantaraan Rasul Paulus dengan surat-suratnya ke kota Efesus dan Filipi menjelaskan bahwa kita mampu melakukan detox dari mentalitas kepiting ini.


Grace Mindset (Efesus 2:1-7)

Rasul Paulus mengingatkan bahwa sejatinya kita ini adalah buatan Allah. Kita ini juga paling layak untuk mendapatkan hukuman kekal di neraka atas dasar dosa-dosa kita. Namun, kita semua beroleh kasih karunia Tuhan melalui pengorbanan Yesus di kayu salib sehingga kita adalah anak-anak-Nya. Apa yang mau disombongkan? Tidak ada. Apa kita mau bilang kita berhak mendapatkan itu? Tidak. Semua ini berasal dari kasih karunia. Ketika kita menghayati bahwa hidup ini adalah pemberian, niscaya kita tak hidup pada bayang-bayang ketakutan akan kehilangan.


Tetapi Allah yang kaya dengan rahmat, oleh karena kasih-Nya yang besar, yang dilimpahkan-Nya kepada kita, telah menghidupkan kita bersama-sama dengan Kristus, sekalipun kita telah mati oleh kesalahan-kesalahan kita  —  oleh kasih karunia kamu diselamatkan.

Efesus 2:4-5

Image on Adobe Stock


Responsibility Mindset (Efesus 2:8-10)

Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri. Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya.

Efesus 2:8-10

Hal ini berhubungan dengan keselamatan yang sudah Tuhan berikan kepada kita. Ketika keselamatan itu diberikan, maka, Ia juga memberikan tanggung jawab kepada kita untuk melakukan pekerjaan-Nya. Berbagai pekerjaan-Nya dapat kita lakukan untuk kemuliaan nama-Nya dan tak ada pekerjaan Tuhan yang sia-sia, apalagi tak berharga. Sebuah lagu pernah berkata:


Buluh yang terkulai tak’ kan dipatahkan-Nya

Dia 'kan jadikan indah sungguh lebih berharga


Setiap kesuksesan yang kita rasakan saat ini, semata-mata karena adanya penyertaan tangan Tuhan di hidup kita. Tuhan yang memberi, Tuhan yang mengambil.


Serving Mindset (Filipi 2:1-8)

Pola pikir melayani ini diumpamakan sebagai sekelompok orang yang akan melakukan panjat pinang. Berbanding terbalik 180 derajat dengan crab mentality yang menarik orang ke bawah, orang-orang yang melakukan panjat pinang akan bersatu padu menopang satu sama lain untuk naik ke atas. Walaupun badai rintangan dihadapi (dilumuri oli, disiram air, dan lain-lain), ketika setiap anggota yang bermain panjat pinang harus dengan kokoh bertahan sehingga yang paling atas dapat mengambil hadiah yang ada. Hal ini mirip dengan apa yang dikatakan oleh Rasul Paulus kepada jemaat di Filipi.


Jadi karena dalam Kristus ada nasihat, ada penghiburan kasih, ada persekutuan Roh, ada kasih mesra dan belas kasihan, karena itu sempurnakanlah sukacitaku dengan ini: hendaklah kamu sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan, dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri; dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga.

Filipi 2:1-8


Image on Crosswalk

Akhir kata, ketika kita menjadi seseorang yang memiliki mentalitas kepiting, bertobatlah. Karena sejatinya Kristus tidak tetap di atas dan menyuruh kita yang di bawah naik, justru Ia turun ke bawah untuk mendorong kita ke atas.

LATEST POST

 

Di awal tahun 2024, kita semua dikagetkan dengan berita dukacita dari artis bernama Melita Sidabutar...
by Yessica Anggi | 10 Sep 2024

Catatan editor: artikel ini merupakan bagian keenam dari seri refleksi "This is Us" oleh&n...
by Sandra Priskila | 09 Sep 2024

Bulan Juni kemarin, gereja saya memperingati HUT ke-40. Salah satu rangkaian acaranya adalah drama m...
by Primaridiana Pradiptasari | 30 Aug 2024

Want to Submit an Article

Untuk menjadi bagian dari gerakan generasi
muda Kristen Indonesia. Kirimkan karyamu ke:

[email protected]

READ OTHER