Ketika Hamba TUHAN Goyah (Part III)

Going Deeper, God's Words, 15 August 2019
Gereja bukan gedungnya, bukan pula menaranya, bukan tiang, bukan pintunya, bukan pula institusinya. Gereja adalah orangnya. Sesama gereja, mari kita saling menguatkan dan meneguhkan. Itulah gereja mula-mula.

Setelah kita mengenal sedikit tentang “mencari TUHAN” dengan segala konteksnya. Coba kita bedah satu per satu itu pertanyaan abang. Dimulai dari Keesaan Allah dan Allah Tritunggal dan kontradiksinya.


Keesaan Allah dan Hukum yang Terutama

Abang Marty bilang bahwa ada kontradiksi antara Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, khususnya dalam konteks Trinitas. Saya menduga bahwa anggapan itu datang dari kalimat Shema Yisrael, ADONAY, Eloheinu, ADONAY, echad. Hal tersebut tercantum dalam Ulangan 6:4. Hal itu juga diungkapkan Yesus dalam Hukum yang Terutama pada Matius 22:34-40; Markus 12:28-34; Lukas 10:25-28, pada ayat tersebut terdapat perbedaan konteks. Saya memandang perbedaan konteks tersebut adalah perbedaan sudut pandang dari sejarah yang sah-sah saja dalam setiap ilmu, karena, yang terpenting adalah Kristus mengakui bahwa TUHAN, itu Allah kita, TUHAN itu esa. 

Hal yang berkaitan dengan hukum kasih pada Perjanjian Baru merupakan perintah dari Allah sendiri dalam Perjanjian Lama. Kasih kepada Allah adalah perintah yang terutama yang tercantum dalam Ulangan 6:1-25. Konteksnya ialah Allah merupakan Allah yang cemburu yang akan bangkit murkanya jika umat berpaling pada allah lain. Kemudian, hukum selanjutnya adalah kasih kepada sesama manusia seperti diri sendiri yang tercantum dalam Imamat 19:18. Secara kontekstual, Imamat 19:1-37 berbicara tentang kudusnya hidup yang berisi tentang kesepuluh firman, dan hukum-hukum lain seperti mengasihi sesama manusia, jangan curang di pengadilan, dll. Inti dari Imamat 19:1-37  yaitu, melaksanakan hukum kasih baik kepada Allah dan sesama tersebut sebagai wujud dari kekudusan hidup. Tetapi yang paling ditekankan pada Perjanjian Lama adalah kasih kepada Allah itu sendiri, sebab berpaling dari Allah mampu membuatNya cemburu dan membangkitkan murkaNya.

Image by skalekar1992 from Pixabay 

Bapa dan Anak

Sapaan Bapa itu pertama kali kepada Daud sebagai janji. Ketika itu, Daud berpikir dia tinggal di rumah kayu aras tetapi, tabut perjanjian TUHAN diam di tenda. Tetapi, TUHAN berkata demikian dalam 2 Samuel 7:5-16.

"Pergilah, katakanlah kepada hamba-Ku Daud: Beginilah firman TUHAN: Masakan engkau yang mendirikan rumah bagi-Ku untuk Kudiami? Aku tidak pernah diam dalam rumah sejak Aku menuntun orang Israel dari Mesir sampai hari ini, tetapi Aku selalu mengembara dalam kemah sebagai kediaman. Selama Aku mengembara bersama-sama seluruh orang Israel, pernahkah Aku mengucapkan firman kepada salah seorang hakim orang Israel, yang Kuperintahkan menggembalakan umat-Ku Israel, demikian: Mengapa kamu tidak mendirikan bagi-Ku rumah dari kayu aras? Oleh sebab itu, beginilah kaukatakan kepada hamba-Ku Daud: Beginilah firman TUHAN semesta alam: Akulah yang mengambil engkau dari padang, ketika menggiring kambing domba, untuk menjadi raja atas umat-Ku Israel. Aku telah menyertai engkau di segala tempat yang kaujalani dan telah melenyapkan segala musuhmu dari depanmu. Aku membuat besar namamu seperti nama orang-orang besar yang ada di bumi. Aku menentukan tempat bagi umat-Ku Israel dan menanamkannya, sehingga ia dapat diam di tempatnya sendiri dengan tidak lagi dikejutkan dan tidak pula ditindas oleh orang-orang lalim seperti dahulu, sejak Aku mengangkat hakim-hakim atas umat-Ku Israel. Aku mengaruniakan keamanan kepadamu dari pada semua musuhmu. Juga diberitahukan TUHAN kepadamu: TUHAN akan memberikan keturunan kepadamu. Apabila umurmu sudah genap dan engkau telah mendapat perhentian  bersama-sama dengan nenek moyangmu, maka Aku akan membangkitkan keturunanmu yang kemudian, anak kandungmu, dan Aku akan mengokohkan kerajaannya. Dialah yang akan mendirikan rumah bagi nama-Ku dan Aku akan mengokohkan takhta kerajaannya untuk selama-lamanya. Aku akan menjadi Bapanya, dan ia akan menjadi anak-Ku. Apabila ia melakukan kesalahan, maka Aku akan menghukum dia dengan rotan yang dipakai orang dan dengan pukulan yang diberikan anak-anak manusia. Tetapi kasih setia-Ku tidak akan hilang dari padanya, seperti yang Kuhilangkan dari pada Saul, yang telah Kujauhkan dari hadapanmu. Keluarga dan kerajaanmu akan kokoh untuk selama-lamanya di hadapan-Ku, takhtamu akan kokoh untuk selama-lamanya."

Pada ayat yang saya kasih bold, ketika Daud telah wafat dan kembali berkumpul bersama nenek moyangnya, TUHAN akan membangkitkan keturunan yang kemudian, anak kandung Daud. Anak Daud akan mendirikan rumah bagi namaNya. TUHAN akan menjadi Bapa dari Anak Daud. Jika Anak Daud melakukan kesalahan ia akan dipukul dengan rotan. Tetapi, Kasih setia TUHAN tidak akan hilang dari padaNya. Kerajaan Anak Daud yang dibangkitkan itu akan kokoh. 

Kemudian, bangsa Israel berpaling lagi dari pada TUHAN. Sering sekali, Israel berpaling pada TUHAN. Tapi, Kasih TUHAN mengalahkan kedegilan hati orang Israel. Sebab, Israel adalah anakNya, seperti tertulis pada Hosea 1:1-4, 8-9. 

Ketika Israel masih muda, Kukasihi dia, dan dari Mesir Kupanggil anak-Ku itu. Makin Kupanggil mereka, makin pergi mereka itu dari hadapan-Ku; mereka mempersembahkan korban kepada para Baal, dan membakar korban kepada patung-patung. Padahal Akulah yang mengajar Efraim berjalan dan mengangkat mereka di tangan-Ku, tetapi mereka tidak mau insaf, bahwa Aku menyembuhkan mereka. Aku menarik mereka dengan tali kesetiaan, dengan ikatan kasih. Bagi mereka Aku seperti orang yang mengangkat kuk dari tulang rahang mereka; Aku membungkuk kepada mereka untuk memberi mereka makan.. Masakan Aku membiarkan engkau, hai Efraim, menyerahkan engkau, hai Israel? Masakan Aku membiarkan engkau seperti Adma, membuat engkau seperti Zeboim? Hati-Ku berbalik dalam diri-Ku, belas kasihan-Ku bangkit serentak. Aku tidak akan melaksanakan murka-Ku yang bernyala-nyala itu, tidak akan membinasakan Efraim kembali. Sebab Aku ini Allah dan bukan manusia, Yang Kudus di tengah-tengahmu, dan Aku tidak datang untuk menghanguskan.

Image by sspiehs3 from Pixabay 

Karena, TUHAN tidak akan lagi mendatangkan murkaNya atas segala kesalahan Israel karena kasihNya yang luar biasa. Karena, Ia Allah, Yang Kudus, bukan seperti manusia yang pendendam. Maka, TUHAN sendiri yang menyediakan Anak Domba sebagai korban penebus  salah seperti saat TUHAN menyediakan domba ganti Ishak untuk dipersembahkan. TUHAN menyelamatkan umatNya dengan cara seperti yang ditulis di Yesaya Pasal 52 sampai 53. Intinya, Hamba TUHAN akan berhasil dimana Ia akan menyerahkan diriNya sebagai korban penebus salah. 

Tetapi TUHAN berkehendak meremukkan dia dengan kesakitan. Apabila ia menyerahkan dirinya sebagai korban penebus salah, ia akan melihat keturunannya, umurnya akan lanjut, dan kehendak TUHAN akan terlaksana olehnya. Sesudah kesusahan jiwanya ia akan melihat terang dan menjadi puas; dan hamba-Ku itu, sebagai orang yang benar, akan membenarkan banyak orang oleh hikmatnya, dan kejahatan mereka dia pikul. Sebab itu Aku akan membagikan kepadanya orang-orang besar sebagai rampasan, dan ia akan memperoleh orang-orang kuat sebagai jarahan, yaitu sebagai ganti karena ia telah menyerahkan nyawanya ke dalam maut dan karena ia terhitung di antara pemberontak-pemberontak, sekalipun ia menanggung dosa banyak orang dan berdoa untuk pemberontak-pemberontak.


LATEST POST

 

Film siksa kubur resmi tayang pada 11 April 2024, dan sebagai penikmat karya Joko Anwar, kami langsu...
by Ari Setiawan | 16 Apr 2024

Takut tambah dewasaTakut aku kecewaTakut tak seindah yang kukiraIgnite People, penggalan lirik lagu...
by Emmanuela Angela | 10 Apr 2024

GetsemaniDomba putih di penghabisan jagal Merah kirmizi di kandungan sengsara atas cawan yang kesumb...
by David Ryantama Sitorus | 10 Apr 2024

Want to Submit an Article

Untuk menjadi bagian dari gerakan generasi
muda Kristen Indonesia. Kirimkan karyamu ke:

[email protected]

READ OTHER