Perempuan Merangkul Laki-laki: Perjumpaan Sang Imanuel dengan Si Penakut yang Tidak Taat (Pt. 3 - End)

Best Regards, Live Through This, 06 February 2023
Allah itu tetap sama dan kekal. Hakikat dan sifat-Nya itu tetap sama, yaitu kasih. Mungkin... kitalah yang tidak memiliki pemahaman mengenai konsep hukum itu sendiri.

Baca bagian sebelumnya di sini.


Refleksi malam Natal lalu menyadarkanku pada satu hal:

Iya, aku tidak layak untuk dikasihi oleh si cowok itu. Aku tidak cantik. Aku tidak tinggi. Aku tidak pintar matematika. Aku tidak kaya. Udah gitu, gengsinya besar lagi. Iya, gengsiku sangat tinggi. Jadi, aku pernah meniatkan untuk memberi kado ulang tahun padanya melalui kurir online hanya karena takut di-cie-cie-in sama temen-temennya. Selain itu, aku takut kalau dia tidak suka kadoku dan membantingnya di depan mukaku. Akhirnya, aku berdoa, "Tuhan, kiranya Engkau berkenan untuk menyelamatkan hubunganku. Aku pengen ngasih kado ini."

Keesokan harinya, aku baca satu ayat Alkitab yang muncul di widget smartphone-ku, yaitu Yesaya 41:10 yang mengingatkan bahwa aku tidak perlu takut sebab Allah yang menyertaiku.

Tiba-tiba, muncullah keberanianku untuk bawa kado itu ke kantor. Tapi, meskipun aku ada keberanian bawa kado itu, tetap saja aku tidak berani nyamper dia ke ruangannya. Aku juga tidak tahu kenapa aku setakut itu. Dari rasa ketakutanku, aku kembali berdoa kepada Tuhan, "Tuhan, selamatkanlah hubunganku. Aku mohon."

Pada periode yang sama, aku sering sekali membaca dan ke-trigger dengan dua ayat alkitab, yaitu:

  1. Yesaya 41:14: "Janganlah takut, hai si cacing Yakub, hai si ulat Israel! Akulah yang menolongengkau, demikianlah firman TUHAN, dan yang menebus engkau ialah Yang Mahakudus, Allah Israel."
  2. Yeremia 31:22: "Berapa lama lagi engkau mundur maju,hai anak perempuan yang tidak taat? Sebab TUHAN menciptakan sesuatu yang baru di negeri: perempuan merangkul laki-laki."

Setelah aku membaca firman Tuhan itu, aku baru sadar bahwa selain tidak layak bagi Tuhan karena bukan tergolong perempuan yang masuk kategori perempuan sempurna di dalam parameter masyarakat, ternyata aku juga seorang perempuan yang penakut dan tidak taat. Namun, apakah ini berarti Tuhan benar-benar tidak mengasihiku? Apakah tidak ada harapan bagiku untuk mendapatkan kasih yang tulus dari Tuhan di dalam kehidupanku?


Photo by Caleb Woods on Unsplash  


Aku yakin Tuhan yang sama juga sangat mengenal Ignite People secara pribadi. Lantas, siapakah Dia yang mengenal kita itu? Darimana cara kita mengenal-Nya?

Pada dasarnya, kita semua mengenal Allah dari Alkitab. Meskipun mungkin tidak sepenuhnya memahami dogma-dogma Kristen, ada satu hal yang perlu kita ketahui dan imani tentang Allah yang kita kenal melalui Tuhan Yesus: yaitu Dia tidak berubah sampai selama-lamanya, baik dalam Perjanjian Lama (PL) maupun Perjanjian Baru (PB). Berikut beberapa contohnya:

  1. Yesaya 44:6: Beginilah firman TUHAN, Raja dan Penebus Israel, TUHAN semesta alam: "Akulah yang terdahulu dan Akulah yang terkemudian; tidak ada Allah selain dari pada-Ku.
  2. Yesaya 8:12: "Dengarkanlah Aku, hai Yakub, dan engkau Israel yang Kupanggil! Akulah yang tetap sama, Akulah yang terdahulu, Akulah juga yang terkemudian!
  3. Ibrani 13:8: Yesus Kristus tetap sama, baik kemarin maupun hari ini dan sampai selama-lamanya.
  4. Wahyu 1:8: "Aku adalah Alfa dan Omega, firman Tuhan Allah, yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang, Yang Mahakuasa."
  5. Wahyu 21:6: Firman-Nya lagi kepadaku: "Semuanya telah terjadi. Aku adalahAlfa dan Omega, Yang Awal dan Yang Akhir. Orang yang haus akan Kuberi minum dengan cuma-cuma dari mata air kehidupan.
  6. Wahyu 22:13: Aku adalah Alfa dan Omega, Yang Pertama dan Yang Terkemudian, Yang Awal dan Yang Akhir."

Disadari atau tidak, kadang-kadang kita sendiri merasa Allah yang di PL dan di PB itu "berbeda". Allah di Perjanjian Lama terkesan "kejam" dengan kisah-kisah yang melibatkan hukum taurat-Nya yang penuh kekerasan bahkan hukuman mati seketika. Sebaliknya, Allah—di dalam diri Yesus Kristusdi Perjanjian Baru justru terasa sebaliknya: baik banget, penuh kasih, menggenapi hukum Taurat, bahkan membiarkan diri-Nya dianiaya. Lah, jadi ini Allah yang di PL dan PB beneran sama atau enggak? 

Memang, aku bukan lulusan teologi yang memahami dogma-dogma Kristen. Namun, aku masih dapat bekerja keras bagai kuda untuk merenungkan hukum Tuhan dengan menggunakan dogma hukum. Aku juga tidak tahu entah ada faedahnya atau tidak perenungan ini. Aku juga gak tau sih, salah atau bener perenungan ini. So, CMIIW (kesempatan untuk tulis artikel respons selalu terbuka, ya - Minbi).

Sebenarnya, hal yang perlu kita ketahui bahwa Hukum Taurat bukan sekedar Hukum Agama, tetapi juga Hukum Tata Negara, Hukum Pidana, Hukum Perdata, Hukum Militer, Hukum Internasional, Hukum Adat, dan hukum-hukum lainnya sebagai pembatas dan pengakuan atas Hak Asasi Manusia. Nah, bedanya, Hukum Kasih itu dasar hukum (konstitusi) dari Hukum Taurat itu sendiri. Sebab Kristus berkata pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum taurat dan kitab para nabi (Matius 22:37-40). Namun, dalam memahami hukum kasih sebagai dasar dari hukum taurat yang penuh perajaman, maka kita perlu renungkan Hukum Taurat dari perspektif Hukum Pidana untuk mengetahui alasan pembenaran dari suatu pemidanaan atas perbuatan jahat:

  • Kita sering melihat hukum taurat mengancam seseorang yang melawan hukum taurat dengan ancaman tertinggi ialah perajaman sebagai bentuk pidana mati. Perajaman ini dapat dibenarkan karena Allah sangat membenci kejahatan. Manusia diberkahi dengan kehendak bebas (free-will atau indeterminisme), tapi mengapa kebebasan kehendaknya itu dilakukan untuk kejahatan, bukan untuk belas kasihan seperti yang dikehendaki oleh Allah? Oleh sebab itu, seseorang yang berbuat jahat itu harus dibalas dengan mata ganti mata, gigi ganti gigi disebut lex talionis (Retributive Theory). Pemidanaa n harus sesuai dengan kejahatan yang dilakukan (daad strafrecht). Dalam hukum pidana, aliran pembenaran pemidanaan yang seperti ini ada dalam mazhab Classical School
  • Kita ingat bahwa sebenarnya manusia tidak serta merta jatuh dalam dosa karena ada kebebasan kehendak. Tapi, manusia itu dipengaruhi dan disesatkan oleh ular tua, yaitu Iblis atau Satan (Wahyu 12:9; Wahyu 20:2; Kejadian 3). Manusia itu terpengaruh dan tersesat di tengah-tengah kumpulan serigala (determinisme), memangnya manusia mampu melawan pengaruh dan hasutan Iblis atau Satan, si Ular Tua?  Ya, jelas tidak mampu. Allah ingat bahwa kita ini adalah debu (Mazmur 103:14). Oleh sebab itu, Allah memandang bahwa manusia tidak sanggup menanggung hukuman mati akibat perbuatan jahat dan dosa karena tersesat. Pemidanaan harus sesuai dengan penjahat (daader strafrecht). Maka, Allah mengutus Anak-Nya Yang Tunggal, Tuhan kita, Yesus Kristus sebagai Pribadi yang mampu menanggung hukuman atas dosa. Karena manusialah, Kristus dipandang sebagai "Penjahat" yang cocok  dipidana mati untuk menanggung dosa (Yesaya 53:4). Peringatan sengsara Kristus itu untuk mencegah manusia berbuat dosa dengan tujuan pemulihan martabat manusia sebagai gambar dan rupa Allah (rehabilitation theory). Dalam hukum pidana, aliran pembenaran pemidanaan ini ada dalam mazhab Positive School
  • Meskipun maut telah dikalahkan dan manusia dipulihkan kedudukannya sebagai gambar dan rupa Allah, manusia tetap saja tidak mampu menaati hukum. Manusia memiliki kehendak bebas untuk berbuat jahat yang dipengaruhi berbagai faktor yang dapat dimaklumi. Meskipun demikian, Allah tidak membiarkan manusia terus-terusan berbuat dosa. Allah tetap mengajarkan manusia untuk bertanggung jawab atas perbuatannya dengan mengadakan penyelesaian kejahatan di luar penghakiman. Allah mengajak korban untuk partisipatif menyelesaikan kejahatan secara kekeluargaan dengan bersabda, "Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang. Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga. Tetapi, jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu." (Matius 6:14-15Selain itu, Allah mengingatkan pelaku kejahatan untuk berhenti berbuat dosa aeperti yang diungkapkan Yesus pada perempuan yang berzinah, "Aku pun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang." (Yohanes 8:11)


Photo by Tingey Injury Law Firm on Unsplash


Situasi ketika Allah mengajak korban dan pelaku untuk partisipatif menyelesaikan permasalahan dengan cara kekeluargaan ini disebut restorative justice dengan mengedepankan keseimbangan kepentingan, yaitu kepentingan Allah akan belas kasihan, kepentingan korban atas pengampunan, kepentingan pelaku atas pertobatan (daad-dader strafrecht) dengan tujuan untuk mengatasi kejahatan di masa depan. Namun, jika restorative justice ini tidak berhasil, maka permasalahan kejahatan kembali diselesaikan pada penghakiman terakhir (Yehezkiel 35:5-6). Pengampunan dari korban dan pertobatan dari pelaku adalah alternatif penyelesaian kejahatan dari Tuhan dengan mengenyampingkan pemidanaan itu sendiri. Dalam hukum pidana, aliran pembenaran pemidanaan ini ada dalam mazhab Neo Klasik. Dengan demikian, Allah benar-benar terbukti tidak berubah, hanya hukum-Nya saja yang berkembang sesuai perkembangan budi manusia sebagaimana dimaksud dalam adagium bahwa hukum akan selalu berkembang mengikuti perkembangan masyarakat. Oh, dan kalau dihubungkan dengan kesan Allah-yang-di-PL-dan-PB-berbeda, itu tidak terlepas dari inkarnasi Yesus Kristus. Ya, Yesus menjadi perantara dalam mendamaikan manusia yang berdosa dengan Allah yang kudus (Yohanes 1:1-18). Dalam filosofi Yahudi, nama Yesus berarti "Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka" (Matius 1:21). Seharusnya, pemaknaan nama Yesus tersebut tidak dapat dipisahkan dari nubuat Yesaya tentang TUHAN menyelamatkan Israel dari dosanya (Yesaya 52).

Dari sekian banyak nama Yesus yang ada di Israel pada zaman 1 M, kenapa hanya Yesus yang lahir dari Marialah yang benar-benar menggenapi Yesaya 52? Soalnya, kan, emang cuma TUHAN yang dapat menyelamatkan, kan? Lagian, Yesus inilah Sang Firman Allah itu!

Dalam perenunganku—meski aku tidak berwenang untuk merenungkan ini (tapi, ya, CMIIW) ada beberapa hal yang membuatku sadar bahwa Yesus yang lahir dari Maria lah yang merupakan Firman Allah dan yang menggenapi Yesaya 52, yaitu:

  1. Orang yang dilahirkan itu pasti manusia. Jika Allah berkehendak untuk datang ke dunia melalui proses kelahiran, maka proses kelahiran itu terjadi secara supranatural, yaitu lahir dari seorang perempuan muda yang masih dara atau perawan (alias tanpa laki-laki) (Yesaya 7:14; Matius 1:23). 
  2. Orang yang memiliki daging itu pasti manusia. Jika Allah berkehendak datang ke dunia dalam bentuk daging, maka daging itu harus memiliki kemahakuasaan Allah. Oleh sebab itu, ada banyak mukjizat terjadi pada masa itu karena mukjizat adalah kuasa adikodrati sebagai tanda kekuasaan ilahi.
  3. Yesaya 52 memiliki perikop "TUHAN menyelamatkan Sion". Artinya, TUHANlah yang mampu menjadi Juruselamat. Oleh sebab itu, ada kelahiran supranatural dan mukjizat agar orang Israel mengerti dan menyadari bahwa meskipun hadir dalam rupa manusia, Anak Manusia benar-benar adalah Firman Allah.
  • Namun, jika kita menggunakan Yesaya 7:14 sebagai salah satu dasar hukum akan adanya suatu kelahiran yang supranatural, maka seharusnya nama Yesus adalah Imanuelyang berarti Allah menyertai kita, bukan? Bukan Yesus, yang berarti Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka. Bagaimana kita dapat menghayati makna nama "Imanuel" dan "Yesus" dalam satu Pribadi Firman Allah yang menjadi daging?

Aku mencoba merenungkannya dengan bantuan pengertian frasa "menyertai" dan "menyelamatkan" dalam KBBI, yaitu:

Graphical user interface, text, application, email

Description automatically generated

Pengertian Menyertai 


Graphical user interface, text, application, email

Description automatically generated

Pengertian Menyelamatkan


Dari dua frasa tersebut, ada satu frasa yang sama-sama menjadi arti dari frasa “menyertai” dan “menyelamatkan”, yaitu menolong. Dengan demikian, kita dapat menghayati makna nama Yesus dan Imanuel dalam Satu Pribadi Firman Allah yang menjadi daging adalah pertolongan-Nya, baik menolong dari dosa supaya selamat, maupun ikut serta kehidupan manusia agar dapat menolong-Nya setiap hari.

Nah, sekarang, bagaimana cara kita dapat merasa bahwa Allah menolong kita, meski Dia tidak kelihatan?

    1. Dalam PL, Allah menolong umatNya dengan berjalan di depan orang Israel dalam wujud tiang awan untuk menuntun pada siang hari dan tiang api untuk menerangi pada malam hari (Keluarga 13:21).
    2. Dalam PB, Allah menolong umatNya dengan memberikan Roh Kudus yang tinggal dan diam dalam kehidupan kita (Yohanes 14:15-31).

Ya, Tuhan adalah penolongku. Bahkan, Tuhan dapat memakai siapa saja untuk menolong kita.


Trus, apa hubungannya sama ceritamu yang sebelumnya, Yes?



Ah, iya. Akhirnya, saat itu Tuhan memakai rekan kantorkuseorang non Kristenuntuk menolongku dengan menemaniku mengantarkan kado ulang tahun cowo yang kutaksir itu. Aku menantikan pertolongan itu selama tiga bulan. Aku takut sekali kalau kadoku dibanting. Nyatanya, dia menerima kadoku dengan sangat baik. Menurutku, pertolongan dari temanku merupakan suatu mukjizat Tuhan karena pertolongan Tuhanlah akuyang tadinya takut memberikan kado ke cowok itumenjadi berani mengantarkan kado padanya. Meskipun demikian, aku masih di-block sama dia. Berbeda dari sebelumnya, Tuhan mengajarku untuk punya cara pandang yang lain: aku masih punya sukacita lain yang menantiku. Sambil aku menanti Tuhan bekerja, aku pun tidak tinggal diam. Aku ikut konseling psikolog untuk yang kedua kalinya untuk mendeteksi red flag  dalam berelasi, karena mungkin dia nge-block aku karena gak tahan dengan red flag yang aku kibarkan. Plus, aku tetap berdoa baginya sekalipun sampai hari ini hubungan kami belum ada perkembangan lebih jauh.

Aku yakin dan percaya, Tuhan adalah penolong kita semua di dalam kekhawatiran dan keputusasaan kita akan ketidakpastian masa depan. Kiranya pertolongan Tuhan kita, Yesus Kristus selalu menyertai dan menyelamatkan kita.

LATEST POST

 

Film siksa kubur resmi tayang pada 11 April 2024, dan sebagai penikmat karya Joko Anwar, kami langsu...
by Ari Setiawan | 16 Apr 2024

Takut tambah dewasaTakut aku kecewaTakut tak seindah yang kukiraIgnite People, penggalan lirik lagu...
by Emmanuela Angela | 10 Apr 2024

GetsemaniDomba putih di penghabisan jagal Merah kirmizi di kandungan sengsara atas cawan yang kesumb...
by David Ryantama Sitorus | 10 Apr 2024

Want to Submit an Article

Untuk menjadi bagian dari gerakan generasi
muda Kristen Indonesia. Kirimkan karyamu ke:

[email protected]

READ OTHER